Nyeri akibat sakit perut bisa mulai yang ringan atau berat, muncul dan hilang secara tiba-tiba, serta bisa terjadi dalam waktu singkat atau lama. Nyeri perut sering kali dipicu oleh gangguan pada organ dalam perut, seperti lambung, pankreas, empedu, hati, limpa, usus, dan ginjal.
Dan ketika nyeri perut diakibatkan karena kantung empedu atau kolesistitis, maka penanganannya harus tepat karena jika diabaikan bisa mengancam nyawa.
Kolesistitis
Kolesistitis adalah peradangan pada kantong empedu, yakni organ kecil di sisi kanan perut yang berfungsi untuk menyimpan cairan empedu.
Organ empedu menempel pada saluran tempat mengalirnya cairan empedu dari hati ke usus. Cairan empedu nantinya akan dikeluarkan dari kantong saat sedang makan untuk membantu mencerna lemak dari makanan.
Kolesistitis terjadi akibat adanya batu empedu yang terjebak di dalam saluran yang mengalirkan cairan empedu menuju usus.
Peradangan pada kantung empedu dapat sembuh dengan perawatan yang tepat. Jika kondisi ini terjadi karena batu empedu, Anda mungkin membutuhkan prosedur operasi.
Seberapa umum penyakit ini?
Kolesistitis merupakan kondisi yang umum terjadi. Mengutip Cleveland Clinic, sekitar 15% orang di dunia memiliki batu empedu dan sekitar 20% di antaranya dapat mengalami komplikasi akibat batu empedu, termasuk kolesistitis
Kondisi ini dapat terjadi pada siapa saja, baik pria maupun wanita. Namun, kasusnya lebih banyak terjadi pada wanita berusia di atas 40 tahun.
Gejala Kolesistitis
Gejala utama dari kolesistitis akut adalah rasa sakit yang muncul tiba-tiba pada perut bagian kanan atas. Nyeri kronis ini dapat menyebar hingga ke bahu.
Selain itu, bagian perut yang sakit biasanya sangat lunak dan menghirup bernapas dalam-dalam dapat memperburuk rasa nyeri.
Berbeda dari sakit perut lainnya, nyeri kolesistitis akut biasanya menetap dan tidak hilang dalam beberapa jam. Di bawah ini berbagai gejala lainnya.
- Nyeri ketika bernapas, bergerak, atau ketika ditekan.
- Bersendawa, mual, dan muntah.
- Kulit dan mata menguning (penyakit kuning).
- Feses encer dan berwarna pucat.
- Demam dan menggigil, bila kantung empedu telah mengalami infeksi.
Bila Anda baru mengalami gejala dan merasakan nyeri hebat, sebaiknya segera cari pertolongan medis. Anda juga harus periksa ke dokter bila nyeri sampai membuat Anda sulit berdiam diri.
Penyebab kolesistitis
Seringnya peradangan pada kantung empedu disebabkan oleh adanya batu empedu yang menyumbat saluran tempat mengalirnya empedu menuju usus.
Akibatnya, cairan empedu menumpuk dan menyebabkan peradangan. Pada beberapa kasus, peradangan ini juga bisa berujung infeksi.
Selain itu, berikut beberapa gangguan pada empedu lainnya yang dapat menimbulkan kolesistitis.
- Tumor: tumor dapat menghambat jalan keluarnya empedu dari kantung empedu.
- Penyumbatan saluran empedu: saluran empedu yang bengkok, rusak, atau mengalami luka juga dapat menyebabkan penyumbatan yang menyebabkan kolesistitis.
- HIV/AIDS: HIV/AIDS dan infeksi virus tertentu lainnya juga dapat memicu peradangan.
- Gangguan pada pembuluh darah: beberapa penyakit tertentu dapat merusak pembuluh darah dan menurunkan aliran darah ke kantung empedu, sehingga menyebabkan kolesistitis.
Diagnosis kolesistitis
Pada awalnya, dokter tentu akan melakukan pemeriksaan fisik terlebih dahulu dan menanyakan seputar gejala yang dialami beserta riwayat kesehatan Anda.
Bila dicurigai adanya kemungkinan terkena kolesistitis, dokter akan melakukan tes lanjutan guna menegakkan diagnosis. Berikut beberapa di antaranya.
- Tes darah: pemeriksaan darah bertujuan untuk melihat adanya tanda-tanda masalah pada kandung empedu dan adanya kemungkinan infeksi.
- Tes pencitraan: tes pencitraan biasanya dilakukan dengan ultrasonografi pada perut, ultrasonografi endoskopi, atau CT-scan. Pemeriksaan ini akan memperlihatkan gambar kandung empedu yang juga mengungkap adanya tanda-tanda kolesistitis atau batu di saluran empedu Anda.
- Hepatobiliary iminodiacetic acid (HIDA): tes ini akan melacak produksi dan aliran empedu dari hati ke usus kecil dan mengetahui ada atau tidaknya masalah penyumbatan.
Pengobatan kolesistitis
Biasanya, Anda perlu menjalani pengobatan di rumah sakit bila terkena kolesistitis. Pada saat perawatan, Anda akan diberikan obat-obatan penghilang nyeri, antibiotik untuk mengobati infeksi, serta infus cairan agar terhindar dari dehidrasi.
Pada masa tersebut, dokter juga akan menyuruh Anda berpuasa. Hal ini dilakukan untuk memberi waktu istirahat bagi kantong empedu.
Pada beberapa kasus, pasien harus segera menjalani operasi untuk menyembuhkan penyakit ini. Bergantung dengan kondisi pasien, ada beberapa prosedur yang bisa dipilih guna mengobati kolesistitis.
Kolesistektomi laparoskopi
Kolesistektomi laparoskopi merupakan salah satu prosedur pengangkatan kantong empedu. Prosedur ini dilakukan dengan membuat sayatan kecil pada perut dan mengangkat kantong empedu dengan menggunakan bantuan alat berupa kamera kecil bernama laparoskop.
Setelah dioperasi, cairan empedu akan langsung mengalir dari hati menuju usus kecil. Biasanya prosedur ini dilakukan pada orang-orang yang terkena kolesistitis akut setelah sehari atau dua hari didiagnosis penyakit.
Salah satu alat yang bisa membantu dokter dalam melakukan kolesistektomi laparoskopi adalah Innolcon (Ultrasonic Scalpel) adalah alat bedah yang digunakan untuk memotong dan mengkoagulasi jaringan secara bersamaan untuk operasi Laparoscopy, Laparotomy dan Hemorrhoid.
Innolcon menggunakan getaran ultrasonic sebagai pengganti arus listrik, menyegel pembuluh darah pada suhu yang lebih rendah daripada bedah listrik, sehingga dapat membuat operasi lebih aman karena mengantisipasi pendarahan dan kerusakan termal.
Untuk infomasi lebih lengkap mengenai Bedah Ultrasonik Innolcon atau Laparkoskopi bisa hubungi @sti_medical dan @st_medicaldevice atau hubungi kontak yang ada di website kami.