Jika Anda dan pasangan berencana menikah dan ingin langsung memiliki momongan, penting untuk melakukan tes kesehatan sebelum menikah atau medical check up pranikah.
Yuk, simak beragam pemeriksaan yang dilakukan beserta manfaatnya pada pembahasan berikut ini!
Premarital Check Up
Medical check up pranikah bertujuan untuk mendeteksi penyakit yang berisiko menular ke diri sendiri atau pasangan dan keturunan di masa depan. Pasangan yang akan menikah sangat disarankan untuk melakukan medical check up pranikah.
Tujuannya untuk mendeteksi gangguan kesehatan yang berpotensi membahayakan pasangan atau keturunan di kemudian hari. Melalui cek pranikah, kamu dan pasangan bisa mengetahui risiko penyakit-penyakit berbahaya, seperti penyakit darah genetik atau penyakit infeksi, seperti:
- mengetahui status kesehatan pasangan,
- mendeteksi penyakit menular seperti hepatitis B dan HIV/AIDS, dan
- mendeteksi penyakit atau kelainan genetik, seperti anemia sel sabit, thalasemia, dan hemofilia.
Tahapan Medical Cek Up Pranikah
Calon pengantin akan menjalani berbagai pemeriksaan kesehatan untuk mengetahui kondisi masing-masing. Berikut ini adalah tes yang dilakukan sebagai tahapan cek pranikah:
1. Pemeriksaan fisik lengkap
Salah satu pemeriksaan umum dari cek pranikah adalah pemeriksaan fisik secara lengkap. Status kesehatan kamu dan pasangan dapat dilihat lewat tekanan darah, pemeriksaan urine dan pemeriksaan darah.
Melalui pemeriksaan tekanan darah, dokter dapat mengidentifikasi penyakit tekanan darah tinggi yang bisa membahayakan janin. Sedangkan untuk pemeriksaan urine, dokter dapat mengidentifikasi infeksi saluran kemih hingga kelainan ginjal. Sementara untuk tes darah, dokter dapat mengidentifikasi jenis golongan darah kamu dan pasangan serta penyakit kronis seperti diabetes.
2. Pemeriksaan penyakit hereditas
Penyakit hereditas adalah jenis penyakit yang bisa diturunkan orang tua ke anaknya. Contoh dari penyakit hereditas adalah thalassemia, hemofilia, alergi dan lain-lain. Biasanya, penyakit-penyakit hereditas ini bisa dideteksi melalui pemeriksaan darah.
3. Pemeriksaan penyakit menular
Pemeriksaan lain saat menjalani medical cek pranikah adalah pemeriksaan penyakit menular, seperti hepatitis B, hepatitis C, dan HIV atau AIDS. Hal ini penting dilakukan, mengingat penyakit-penyakit menular tersebut berbahaya dan bisa menular ke diri sendiri, pasangan dan keturunan di masa depan.
4. Pemeriksaan TORCH
TORCH merupakan singkatan dari toxoplasma, rubella, cytomegalovirus, dan herpes simplex, yang merujuk pada kumpulan penyakit yang menyebabkan kelainan dan gangguan saat hamil. Infeksi akut TORCH saat hamil atau di atas empat bulan sebelum hamil berisiko menyebabkan keguguran, bayi lahir prematur, dan cacat bawaan pada bayi.
5. Pemeriksaan alergi
Jenis pemeriksaan yang satu ini kerap diabaikan dan dianggap sepele. Padahal, alergi yang tidak disadari dari awal dan tidak ditangani dengan tepat berisiko fatal. Beberapa jenis alergi bahkan bisa diturunkan sehingga kamu perlu melakukan pemeriksaan ini saat cek pranikah.
6. Pemeriksaan organ reproduksi
Bagi pasangan yang ingin segera mendapat keturunan, pemeriksaan organ reproduksi penting dilakukan. Pemeriksaan ini berhubungan dengan kesuburan serta dan reproduksi untuk pria maupun wanita. Melalui pemeriksaan ini kamu dan pasangan bisa mengetahui kesuburan dan kesehatan organ reproduksi diri masing-masing.
Histeroskopi
Untuk calon mempelai perempuan ada baiknya pemeriksaan organ reproduksi dilengkapi dengan pemeriksaan Histeroskopi. Histeroskopi adalah prosedur pemeriksaan kondisi leher rahim dan bagian dalamnya. Prosedur ini dapat digunakan untuk mendiagnosis penyakit atau penyebab ketidaksuburan dan membantu pengobatan kelainan pada rahim.
Histeroskopi dilakukan dengan menggunakan histeroskop, yaitu alat berbentuk selang tipis dan lentur yang dilengkapi kamera di ujungnya. Alat yang tersambung ke layar monitor ini dimasukkan ke dalam rahim melalui vagina sehingga dokter bisa memeriksa kondisi bagian dalam rahim melalui layar.
Melalui tindakan histeroskopi, dokter bisa:
- Mencari tahu penyebab terjadinya perdarahan tidak normal dari vagina, seperti menstruasi yang terus-menerus atau perdarahan setelah menopause
- Menyelidiki penyebab keguguran berulang (setidaknya 2 kali berturut-turut) atau penyebab wanita sulit hamil setelah 1 tahun menjalani program hamil
- Mendeteksi jaringan rahim yang tidak normal, seperti jaringan parut, miom, dan polip rahim
- Mendeteksi kelainan bentuk rahim atau tuba falopi
- Melakukan pengambilan sampel jaringan yang dicurigai tidak normal (biopsi) untuk dianalisis di laboratorium
- Mengangkat jaringan tidak normal pada rahim yang berukuran kecil
- Memperbaiki kelainan pada ujung tuba falopi
- Melepaskan alat kontrasepsi intrauterine device (IUD) yang sulit dikeluarkan secara manual
- Membantu prosedur sterilisasi, yaitu kontrasepsi permanen pada wanita dengan menutup tuba falopi
Untuk mendapatkan treatment histeroskopi, PT Sometech Indonesia memperkenalkan alat Histerosopi. Alat ini memberikan angle yang cukup luas yaitu 4 mm, 2.9 mm, dokter juga bsia dengan mudah mengoperasikannya dengan ataupun tanpa handle, Semi-rigid manual instruments; forceps, punches, scissors, HF-electrodes: button, loop, needle.
Untuk informasi lebih lengkap bisa ikuti kami di instagram @st_medicaldevices atau hubungi kami melalui kontak kami di website.