Hari pernikahan adalah hari yang paling dinantikan setiap pasangan. Sebagai wanita, pastinya ingin memastikan kehidupan setelah pernikahan siap secara finansial dan juga medikal. Salah satu persiapan medis yang bisa dilakukan adalah mengecek kesuburan reproduksi dengan Histeroskopi.
Apa Itu Histeroskopi?
Histeroskopi adalah prosedur medis untuk memeriksa rahim dan serviks (leher rahim). Caranya dengan menggunakan instrumen yang bernama ‘histeroskop’. Histeroskop adalah sebuah alat yang berbentuk selang tipis dan lentur dengan kamera di bagian ujungnya. Dokter akan memasukkan alat ini melalui vagina ke dalam rahim untuk memeriksa dinding rahim.
Histeroskopi terdiri dari dua jenis, yaitu histeroskopi diagnostik dan histeroskopi operatif. Pada histeroskopi diagnostik, pemeriksaan ini berfungsi memeriksa kondisi dalam rahim. Sementara histeroskopi operatif adalah prosedur lanjutan dari histeroskopi diagnostik. Jadi, dokter akan melanjutkan prosedur ketika menemukan indikasi kelainan pada janin dalam kandungan.
Dijelaskan dr. Dyah Novita Anggraini, “Pemeriksaan histeroskopi sangat efektif untuk mendeteksi kesuburan dan gangguan pada rahim. Jadi, kalau mau program hamil atau ada keluhan menstruasi, pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan”. Selain itu, wanita disarankan melakukan prosedur ini bila mengalami:
- hasil tes rahim yang tidak normal,
- mengalami pendarahan setelah menopause,
- adanya fibroid, polip, atau jaringan parut di rahim wanita,
- mengalami lebih dari satu kali keguguran atau masalah dalam kehamilan,
- dokter membutuhkan sampel jaringan kecil atau biopsi yang berasal dari jaringan rahim,
- pasien sedang menjalani prosedur sterilisasi sebagai bentuk kontrasepsi permanen, dan
- IUD tidak pada tempatnya.
Bagaimana Prosedur Histeroskopi?
Sama seperti prosedur lainnya, terdapat tindakan khusus yang perlu kamu lakukan sebelum melaksanakan histeroskopi. Umumnya dokter akan menyarankan beberapa hal di bawah ini:
- Berpuasa sebelum melakukan histeroskopi. Tanyakan pada dokter terlebih dahulu terkait hal ini.
- Jangan menggunakan douche (sabun pembersih vagina), tampon, atau obat-obatan yang dimasukkan ke dalam vagina.
- Beri tahu dokter apabila sedang menstruasi atau jika jadwal tindakan ini bertepatan dengan tanggal menstruasi kamu.
- Informasikan dokter terkait obat-obatan, suplemen, atau produk herbal apa pun yang sedang dikonsumsi.
- Minta anggota keluarga atau kerabat untuk mengantar, menjemput, dan menemani selama dan setelah prosedur dilakukan.
- Minum obat pereda nyeri setidaknya satu jam sebelum prosedur. Pastikan sudah membicarakannya dengan dokter terlebih dahulu.
Setelah persiapan sebelum prosedur dilakukan, tindakan histeroskopi umumnya hanya memakan waktu 15–60 menit saja, tergantung kondisi yang dialami pasien. Begini metode yang dokter lakukan:
- Petugas medis akan meminta pasien melepaskan pakaian bagian bawah sebelum prosedur.
- Pasien akan berbaring di atas kasur periksa dengan menekuk lutut dan membuka lebar paha.
- Memberikan bius lokal atau bius total, tergantung kondisi pasien dan seberapa rumit tindakan.
- Membersihkan vagina menggunakan larutan antiseptik.
- Memasukkan spekulum ke dalam vagina untuk membuka dinding vagina.
- Memasukkan alat secara perlahan melalui vagina menuju leher rahim hingga rongga rahim.
- Memasukan gas atau cairan steril supaya rahim mengembang. Tujuannya agar dokter bisa mendapatkan gambar rahim lebih jelas.
- Terakhir, dokter akan menganalisis kondisi bagian dalam rahim melalui layar monitor yang telah terhubung dengan alat histeroskop.
- Apabila terdapat jaringan yang perlu diangkat atau diobati, dokter akan melakukannya dengan hiteroskop.
- Ketika prosedur selesai, dokter akan melepas histeroskop.
Hal yang Perlu Diperhatikan Setelah Prosedur Histeroskopi
Setelah prosedur histeroskopi selesai, kamu dianjurkan untuk beristirahat sejenak di ruang perawatan selama beberapa jam sampai efek dari obat bius menghilang. Jika sudah benar-benar hilang, kamu diperbolehkan pulang. Selanjutnya, ini beberapa hal yang perlu kamu perhatikan:
- Konsumsi pereda nyeri yang diresepkan dokter apabila mengalami kram ringan dan perdarahan beberapa hari setelah prosedur.
- Hasil pemeriksaan umumnya membutuhkan waktu sekitar 2-3 minggu setelah prosedur.
- Setelah hasil keluar, dokter akan mendiskusikan lebih lanjut terkait hasil dari pemeriksaan. Terutama jika ditemukan kondisi yang butuh penanganan lebih lanjut.
- Jika hasilnya normal dan tidak ada indikasi medis, dokter akan merekomendasikan pemeriksaan lanjutan untuk memastikannya.
Untuk mendapatkan treatment histeroskopi, PT Sometech Indonesia memperkenalkan Single-Use Histeroskopi dari REDPINE. Alat ini berbeda dengan alat Histeroskopi lainnya karena memberikan visual dari dalam dengan kualitas HD, tanpa memberikan efek bengkak pada area serviks, cepat, simple, dan steril karena alat hanya digunakan satu kali pakai.
Untuk informasi lebih lanjut, bisa hubungi tim PT Sometech Indonesia, atau kunjungi Booth STI di acara Perkumpulan Obstetri & Ginekologi Indonesia (POGI) 2024 pada tanggal 22 – 24 Juli 2024 di Hotel Karper Kupang, Nusa Tenggara Timur di Booth no.25.