Kanker hati merupakan salah satu jenis kanker yang prevalensinya cukup tinggi di Indonesia. Hepatitis B dan C merupakan penyebab utama dari kanker hati di Indonesia. Menurut data dari Globocan 2020, kanker hati menduduki peringkat keempat dalam jenis kanker yang paling banyak di Indonesia. Selain kanker hati, terdapat kanker payudara, kanker serviks, dan kanker paru-paru.
Hepatitis B dan C merupakan penyakit infeksi virus yang menyerang hati dan dapat menyebabkan sirosis hati, yaitu kondisi di mana jaringan hati mengalami peradangan dan kemudian mengeras atau menciut. Sirosis hati dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker hati. Selain hepatitis, faktor risiko lain yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker hati adalah konsumsi alkohol dalam jumlah besar. Selain itu, obesitas dan perlemakan hati (fatty liver) juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker hati. Oleh karena itu, pengobatan dan pencegahan terhadap hepatitis B dan C menjadi sangat penting dalam mencegah kanker hati.
Pengobatan Terkini untuk Kanker Hati
Pengobatan kanker hati akan tergantung pada stadium kanker dan kondisi kesehatan umum pasien. Ada beberapa jenis penanganan yang dapat dilakukan untuk kanker hati, antara lain pembedahan (reseksi), kemoterapi, TACE (transarterial chemoembolization), dan ablasi yang terbukti efektif dan memberi hasil yang baik.
Teknik ablasi seperti Radiofrequency Ablation (RFA), Microwave Ablation, Cryoablation, dan High Intensity Focused Ultrasound (HIFU) merupakan alternatif pengobatan yang dapat digunakan untuk menghancurkan sel-sel kanker. Namun, RFA dengan brand Starmed menjadi teknik ablasi yang paling popular untuk perawatan saat ini.
Starmed sendiri adalah salah satu produsen peralatan medis dari Korea yang menyediakan perangkat-perangkat untuk melakukan teknik radiofrekuensi ablasi dan di Indonesia sendiri, Starmed-RFA telah didistribusikan oleh ST Indonesia dan sudah tersebar di beberapa rumah sakit maupun klinik yang ada di Indonesia.
Kenapa Harus Menggunakan Radiofrekuensi Ablasi untuk Kanker Hati?
Ablasi kanker hati dengan teknik RFA adalah salah satu pilihan terapi untuk kanker hati stadium awal yang minimal invasif. Tujuan utama pengobatan RFA pada kanker hati adalah kuratif, yaitu menghancurkan sel-sel kanker dan mencegah pertumbuhan kembali tumor. RFA dapat menjadi alternatif bagi pasien yang tidak dapat menjalani operasi reseksi tumor hati karena berbagai alasan. Contohnya, kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan atau tumor berada pada lokasi yang sulit terjangkau saat pembedahan.
Kriteria penggunaan RFA antara lain terbatas pada tumor yang masih kecil (kurang dari 5 cm). Jumlahnya hanya satu atau paling banyak tiga titik, serta lokasinya tidak berdekatan dengan pembuluh darah besar dan tidak di permukaan hati.
Cara Kerja Radiofrekuensi Ablasi untuk Kanker Hati
Prinsip kerja RFA adalah dengan memanaskan tumor hati menggunakan gelombang radiofrekuensi yang menghasilkan panas dengan suhu 90-110 derajat celsius untuk menghancurkan sel-sel kanker hati. Caranya, pertama-tama dokter akan memberikan pasien anestesi lokal dan sedasi ringan atau sedang, kemudian jarum khusus RFA akan diarahkan ke tumor hati melewati kulit dengan panduan USG atau CT scan atau RVNS (realtime virtual navigator system). Jarum tersebut akan mengeluarkan energi panas yang akan mengablasi atau menghancurkan sel-sel kanker di hati.
Efek Samping Radiofrekuensi Ablasi untuk Kanker Hati
Terkadang, RFA dapat menyebabkan efek samping seperti nyeri, perdarahan, atau infeksi di area yang akan menjalani perawatan. Namun, risiko ini relatif kecil dan keuntungan dari pengobatan RFA biasanya lebih besar daripada risiko.
Meskipun RFA telah terbukti efektif dalam mengobati kanker hati, terapi ini tidak selalu tersedia di semua fasilitas medis. Pasien yang ingin menjalani RFA harus berkonsultasi dengan dokter mereka untuk menentukan apakah metode ini cocok untuk kondisi mereka dan di mana mereka dapat menerima perawatan ini.
Buat janji dengan dokter spesialis Anda untuk mendapatkan treatment Radiofrekuensi Ablasi segera. Selain itu, informasi tentang rumah sakit dan klinik yang menawarkan perawatan ini dapat diperoleh dengan menghubungi kami. Menunda pengobatan bisa memengaruhi hasilnya, jadi sebaiknya segera ambil tindakan. Oleh karena itu, penting untuk bertindak sebelum kondisinya berkembang lebih jauh.