Tanam benang hidung merupakan salah satu prosedur kecantikan non-bedah yang semakin populer dalam beberapa tahun terakhir. Prosedur ini menawarkan hasil yang cepat dan minim pemulihan untuk memperbaiki bentuk hidung tanpa perlu menjalani operasi. Namun, meski terlihat sederhana, tanam benang hidung bisa mengalami kegagalan jika tidak dilakukan dengan benar.
Ketika prosedur tanam benang hidung tidak berjalan sesuai harapan, hasilnya bisa berujung pada komplikasi yang tak diinginkan, seperti pergeseran benang, infeksi, hingga bentuk hidung yang tidak simetris. Oleh karena itu, penting bagi pasien untuk memahami potensi penyebab kegagalan tanam benang hidung, sehingga dapat meminimalkan risiko dan mendapatkan hasil yang optimal.
Apa Itu Tanam Benang Hidung?
Tanam benang hidung adalah teknik kecantikan yang menggunakan benang khusus, seperti PDO (Polydioxanone), untuk memberikan bentuk lebih terangkat dan tegas pada hidung. Prosedur ini melibatkan penyisipan benang ke dalam lapisan kulit, di mana benang tersebut berfungsi mengangkat jaringan dan merangsang produksi kolagen. Hasil akhirnya adalah tampilan hidung yang lebih tinggi dan lebih tegas tanpa harus menjalani operasi.
Prosedur ini sangat digemari karena proses dan pemulihannya yang cepat. Selain itu, hasilnya bisa bertahan selama 1 hingga 2 tahun tergantung pada jenis benang yang digunakan dan respons tubuh pasien terhadap prosedur tersebut.
Manfaat Tanam Benang Hidung
Salah satu manfaat utama dari tanam benang hidung adalah kemampuannya memberikan efek pengangkatan pada hidung tanpa memerlukan operasi bedah. Prosedur ini sangat cocok bagi mereka yang ingin memperbaiki kontur hidung, mempertegas bentuk, atau mengoreksi ketidaksempurnaan kecil seperti hidung pesek atau datar.
Selain itu, tanam benang hidung juga merangsang produksi kolagen di area yang diolah, memberikan manfaat jangka panjang berupa peningkatan elastisitas kulit dan peremajaan. Hasilnya adalah hidung yang tidak hanya terlihat lebih terangkat tetapi juga lebih muda dan sehat.
8 Penyebab Tanam Benang Hidung Gagal
Meskipun tanam benang hidung menawarkan banyak manfaat, prosedur ini tidak bebas dari risiko. Beberapa faktor dapat menyebabkan hasil yang tidak memuaskan atau bahkan komplikasi yang lebih serius. Mari kita bahas 8 penyebab utama yang bisa menyebabkan kegagalan pada tanam benang hidung.
1. Kesalahan Tindakan
Salah satu penyebab utama kegagalan tanam benang hidung adalah adanya kesalahan saat tindakan. Prosedur ini membutuhkan teknik yang tepat, mulai dari penempatan benang hingga pengaturan kedalamannya. Jika benang tidak diletakkan pada posisi yang benar, bisa terjadi komplikasi seperti benang yang bergeser atau bahkan timbulnya asimetri pada hidung.
Kesalahan dalam tindakan juga bisa menyebabkan benang tidak memberikan efek pengangkatan yang diinginkan, sehingga hasil akhirnya terlihat kurang natural. Selain itu, kesalahan kecil seperti penggunaan alat yang tidak steril dapat meningkatkan risiko infeksi pasca-tindakan.
2. Dokter yang Kurang Berpengalaman
Dokter yang tidak memiliki pengalaman cukup dalam melakukan tanam benang hidung dapat meningkatkan risiko kegagalan. Prosedur ini memerlukan keahlian khusus, terutama dalam memahami struktur anatomi hidung dan cara kerja benang. Dokter yang kurang berpengalaman mungkin tidak mampu menilai kondisi kulit pasien dengan tepat, sehingga berpotensi menyebabkan hasil yang kurang maksimal.
Penting bagi pasien untuk memastikan bahwa dokter yang melakukan prosedur memiliki sertifikasi dan pengalaman yang memadai. Memilih klinik yang terpercaya dan memiliki rekam jejak yang baik adalah langkah awal untuk mendapatkan hasil tanam benang yang sukses.
3. Kurangnya Persiapan Pasien
Persiapan sebelum melakukan tanam benang hidung juga berperan penting dalam keberhasilan prosedur. Pasien yang tidak mematuhi instruksi dokter, seperti tidak berhenti merokok atau mengonsumsi alkohol sebelum tindakan, bisa mengalami masalah dalam proses penyembuhan. Faktor-faktor ini dapat memperlambat pemulihan dan meningkatkan risiko komplikasi seperti infeksi.
Selain itu, kurangnya pemahaman pasien terhadap apa yang diharapkan dari prosedur ini dapat menyebabkan kekecewaan dengan hasil akhir. Oleh karena itu, penting bagi pasien untuk berdiskusi secara mendetail dengan dokter sebelum menjalani prosedur.
4. Benang yang Digunakan Tidak Berkualitas
Kualitas benang yang digunakan dalam prosedur juga sangat berpengaruh terhadap hasil akhir. Benang yang tidak berkualitas mungkin tidak dapat memberikan daya tahan yang diperlukan untuk mempertahankan hasil pengangkatan hidung. Benang yang terlalu cepat diserap oleh tubuh, misalnya, bisa menyebabkan hasil yang tidak bertahan lama.
Menggunakan benang berkualitas tinggi yang telah terbukti aman dan efektif akan membantu memastikan hasil yang optimal dan meminimalisir risiko komplikasi.
5. Benang PDO Terputus
Benang PDO yang digunakan dalam tanam benang hidung umumnya memiliki kekuatan yang baik, namun jika benang terputus di tengah-tengah prosedur, hasilnya bisa terganggu. Hal ini dapat menyebabkan bentuk hidung menjadi tidak simetris atau tidak sesuai harapan.
Faktor seperti kesalahan dalam penanganan benang atau penggunaan alat yang tidak tepat bisa menjadi penyebab utama terputusnya benang PDO. Oleh karena itu, penting bagi dokter untuk berhati-hati selama prosedur berlangsung.
6. Duri pada Benang PDO Rapuh
Benang PDO sering kali dilengkapi dengan duri kecil yang berfungsi untuk mengangkat dan menahan jaringan di tempatnya. Namun, jika duri-duri ini rapuh atau tidak diposisikan dengan benar, hasilnya bisa mengecewakan. Benang tidak akan mampu mempertahankan pengangkatan jaringan, yang menyebabkan hidung kembali ke bentuk semula.
Kualitas benang dan teknik penempatan yang tepat sangat penting untuk memastikan duri berfungsi optimal. Penggunaan benang dengan duri yang kuat dan teknik yang benar akan memberikan hasil yang lebih stabil.
7. Kulit Sensitif
Pasien dengan kulit sensitif atau cenderung alergi terhadap bahan tertentu mungkin mengalami reaksi yang tidak diinginkan setelah tanam benang. Kulit yang terlalu sensitif bisa mengalami peradangan, kemerahan, atau bahkan infeksi akibat reaksi terhadap benang yang digunakan.
Untuk menghindari hal ini, dokter biasanya akan melakukan tes alergi atau memeriksa riwayat kesehatan pasien sebelum melakukan prosedur. Memastikan bahwa tubuh pasien dapat menerima benang dengan baik adalah langkah penting untuk keberhasilan prosedur.
8. Struktur Tubuh yang Tidak Cocok
Tidak semua orang memiliki struktur hidung yang cocok untuk tanam benang. Bentuk hidung yang terlalu kecil atau terlalu besar dapat mempengaruhi hasil akhir dari prosedur ini. Jika struktur hidung pasien tidak mendukung, benang mungkin tidak dapat bekerja secara efektif untuk memberikan hasil yang diinginkan.
Dokter harus melakukan evaluasi menyeluruh sebelum prosedur untuk memastikan bahwa tanam benang adalah pilihan yang tepat bagi pasien. Dalam beberapa kasus, metode lain mungkin lebih cocok untuk memperbaiki bentuk hidung.
Langkah Pencegahan untuk Menghindari Tanam Benang Hidung Gagal
Untuk menghindari kegagalan tanam benang hidung, penting untuk memilih klinik yang terpercaya dan dokter yang berpengalaman. Diskusikan dengan dokter tentang harapan dan kemungkinan hasil yang realistis sebelum menjalani prosedur. Pastikan juga untuk mematuhi semua instruksi pasca-tindakan agar pemulihan berjalan lancar.
Memilih benang yang berkualitas tinggi juga merupakan faktor penting. Benang berkualitas dapat memberikan hasil yang lebih tahan lama dan mengurangi risiko komplikasi. Dengan persiapan yang matang dan pemilihan dokter serta produk yang tepat, Anda bisa mendapatkan hasil tanam benang hidung yang memuaskan.
Rekomendasi Benang Wajah Berkualitas untuk Tanam Benang Hidung – Croquis
Croquis adalah salah satu merek benang wajah yang telah terbukti memberikan hasil yang memuaskan dalam berbagai prosedur tanam benang, termasuk untuk hidung. Benang Croquis terbuat dari bahan berkualitas tinggi dan didesain khusus untuk memberikan pengangkatan yang maksimal dengan hasil yang natural.
Salah satu keunggulan Croquis adalah benangnya yang mampu terserap sempurna oleh tubuh. Benang ini dirancang untuk mempertahankan kekuatan dan daya tahan lebih lama, sehingga hasilnya bisa bertahan hingga satu tahun. Benang Croquis sangat aman dan sudah teregistrasi di KEMENKES RI.
Croquis juga terkenal karena memberikan hasil yang terlihat natural dan tidak berlebihan. Pasien yang menggunakan benang ini biasanya melaporkan bahwa bentuk hidung mereka terlihat lebih terangkat namun tetap sesuai dengan proporsi wajah. Bagi Anda yang ingin menjalani tanam benang hidung, memilih benang Croquis bisa menjadi pilihan terbaik untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dan tahan lama.
Ingin tanam benang dengan Croquis? Segera kunjungi klinik terdekat di kotamu! Klik tombol ini untuk cari tahu klinik dengan treatment Tanam Benang Croquis. Hubungi kami melalui instagram @croquis.id @st_aes, website resmi kami croquis.id atau stindonesia.com, dan whatsapp 082225267741 untuk informasi lebih lanjut.