Banyak wanita mungkin pernah mendengar tentang Pap Smear, Kolposkopi, dan Histeroskopi, tetapi belum memahami perbedaan serta kapan prosedur ini diperlukan. Ketiganya berperan penting dalam kesehatan reproduksi, terutama dalam mendeteksi masalah di serviks dan rahim. Berikut penjelasan masing-masing prosedur dan kapan Anda perlu mempertimbangkannya.

1. Pap Smear: Skrining Awal Kanker Serviks
Apa itu?
Pap smear adalah tes sederhana untuk mendeteksi adanya perubahan sel abnormal di leher rahim (serviks) yang bisa berkembang menjadi kanker serviks. Tes ini dilakukan dengan mengambil sampel sel dari serviks menggunakan spatula atau sikat kecil.
Kapan Dibutuhkan?
- Disarankan untuk wanita berusia 21-65 tahun setiap 3 tahun sekali atau sesuai rekomendasi dokter.
- Jika hasilnya normal, cukup dilakukan secara rutin.
- Jika hasilnya menunjukkan kelainan, dokter bisa merekomendasikan tes lanjutan seperti kolposkopi.
2. Kolposkopi: Pemeriksaan Lebih Detail jika Hasil Pap Smear Abnormal
Apa itu?
Kolposkopi adalah prosedur yang lebih mendetail untuk memeriksa kondisi serviks, vagina, dan vulva menggunakan alat pembesar khusus (Dr. Camscope Pro LED). Jika ditemukan area yang mencurigakan, dokter bisa mengambil sampel jaringan (biopsi) untuk diperiksa lebih lanjut.
Kapan Dibutuhkan?
- Jika hasil Pap Smear menunjukkan perubahan sel abnormal.
- Jika ada perdarahan abnormal yang tidak diketahui penyebabnya.
- Jika ditemukan infeksi atau kelainan pada serviks.
3. Histeroskopi: Pemeriksaan Langsung ke Dalam Rahim
Apa itu?
Histeroskopi adalah prosedur yang digunakan untuk melihat langsung ke dalam rahim menggunakan alat bernama Office Hysteroscope. Prosedur ini membantu dokter mendiagnosis dan mengobati masalah pada rongga rahim, seperti polip, miom, atau kelainan bentuk rahim yang bisa menyebabkan gangguan kesuburan.
Kapan Dibutuhkan?
- Jika ada perdarahan rahim yang tidak normal.
- Jika dicurigai adanya polip atau miom dalam rahim.
- Jika mengalami kesulitan hamil dan dokter ingin memeriksa kondisi rongga rahim.
- Jika mengalami nyeri panggul kronis tanpa penyebab yang jelas.
Pap Smear adalah langkah awal dalam mendeteksi kanker serviks dan perlu dilakukan secara rutin sesuai anjuran dokter. Jika hasil Pap Smear menunjukkan adanya kelainan, kolposkopi dapat membantu pemeriksaan lebih lanjut dengan visualisasi yang lebih jelas. Sementara itu, histeroskopi menjadi pilihan jika dokter perlu melihat langsung ke dalam rongga rahim untuk mendeteksi atau menangani kelainan yang bisa memengaruhi kesuburan atau siklus menstruasi. Memahami perbedaan ketiga prosedur ini dapat membantu Anda lebih proaktif dalam menjaga kesehatan reproduksi. Untuk informasi lebih lanjut mengenai pemeriksaan ini, kunjungi website kami dan follow Instagram @st_medicaldevice.