Teknologi dunia medis semakin canggih dan modern seiring perkembangan zaman. Alhasil, pasien bisa mendapat metode terapi yang lebih baik. Operasi laparoskopi menjadi salah satu contoh teknologi terbaru dalam dunia medis.
Laparoskopi adalah metode bedah yang terbilang ringan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi organ-organ tubuh di bagian perut melalui sayatan kecil dan tipis. Melalui bantuan alat berupa tabung tipis yang kemudian dimasukkan ke dalam sayatan tadi, dokter akan mampu menemukan kelainan pada tubuh, seperti usus buntu, fibroid, kista, dan banyak lagi lainnya. Selain untuk memeriksa kelainan dalam tubuh, laparoskopi juga bisa dilakukan untuk mengambil sampel jaringan biopsi dan juga untuk menangani operasi hernia.
Terdapat dua teknik operasi hernia yang umum dilakukan, yakni operasi terbuka dan laparoskopi. Banyak masyarakat yang ketakutan bila menjalani pembedahan karena akan merasakan sakit yang luar biasa dan pemulihan yang lama. Namun hal itu tidak terjadi bilamana kita melakukan operasi pengobatan hernia dengan teknologi pembedahan minimal invasif atau laparaskopi.
Operasi Hernia Laparoskopi
Laparoskopi merupakan operasi hernia yang dilakukan dengan melakukan sayatan kecil berukuran 1–2 cm pada bagian bawah pusar. Sayatan kecil ini dibuat untuk memasukkan alat yang disebut dengan laparoskop (tabung kecil dilengkapi kamera dan cahaya), sehingga dapat menangkap gambar organ dalam perut.
Berikut adalah penjelasan lengkap terkait operasi hernia dengan terknik laparoskopi yang perlu Anda pahami:
Prosedur Operasi Hernia Laparoskopi
Biasanya pasien akan menjalani puasa selama 6–12 jam sebelum operasi. Penggunaan obat-obatan sejenis pengencer darah, seperti aspirin dan warfarin, harus dihentikan beberapa hari sebelum pembedahan untuk menghindari perdarahan.
Saat operasi akan dimulai, pasien diberi anestesi umum terlebih dahulu agar terlelap selama pembedahan berlangsung. Selanjutnya, dokter akan membuat sayatan kecil sepanjang 1–1,5 cm di perut (dekat pusar) guna memasukkan pipa kecil dan laparoskop.
Pipa dimasukkan untuk mengalirkan gas karbon dioksida ke dalam perut hingga perut menggembung. Dengan demikian, dokter dapat melihat organ dalam perut pasien dengan lebih jelas dan memiliki lebih banyak ruang untuk bekerja.
Kemudian laparoskop dimasukkan melalui pipa ini. Laparoskop akan menampilkan gambar ke layar monitor, agar dokter dapat melihat kondisi organ dan rongga perut di sekitar lokasi penonjolan hernia.
Setelah itu, dokter akan memasukkan alat bedah kecil melalui sayatan untuk melakukan prosedur reparasi atau perbaikan kondisi hernia. Setelah selesai, gas karbon dioksida akan dikeluarkan dari rongga perut dan sayatan ditutup kembali dengan jahitan.
ELSA 2024
Karena pesatnya perkembangan ilmu dalam tindakan laparoskopi ini, Congress of Endoscopic Laparoscopic Surgeons of Asia (ELSA) kembali diadakan tahun 2024. Kali ini, ELSA 2024 diadakan di The Stones Hotel, Bali pada tanggal 16 – 17 Agustus 2024. Pada acara kali ini, ELSA 2024 mengusung tema “Culture meets Science” yang dimana harapannya acara ini bisa menjadi wadah bagi para dokter bedah yang ada di Asia untuk bisa berkolaborasi, bertukar ilmu dan membangun relasi terutama dalam bidang minimal invasive surgery.
Dan PT Sometech Indonesia, sebagai distributor alat dan produk medikal terpercaya di Indonesia turut meramaikan acara ELSA 2024 ini dengan membawa produk dengan teknologi tercanggihnya untuk menunjang tindakan Laparoskopi dan Endoskopi. Dokter bisa dapatkan informasi lebih lengkap mengenai alat-alat laparoskopi kami di booth no.30. Atau dokter bisa mengikuti informasi terbaru tentang alat dan produk kami di @sti_medical @st_medicaldevice. Sampai jumpa di ELSA 2024!