Munculnya benjolan pada bagian leher pasti membuat panik dan cemas. Kamu sebaiknya segera melakukan pemeriksaan untuk memastikan apa penyebab munculnya benjolan tersebut. Pasalnya, benjolan di leher bisa menjadi tanda penyakit gondok atau lebih buruk, kanker tiroid.
Kelenjar tiroid sendiri merupakan organ tubuh yang berada di bawah jakun. Bentuknya seperti kupu-kupu dan fungsinya adalah membuat hormon tiroid, mengontrol suhu tubuh, denyut jantung, berat badan, dan tekanan darah. Meski sama-sama menyerang kelenjar tiroid, ternyata penyakit gondok dan kanker tiroid memiliki perbedaan yang cukup kentara.
Berbagai Perbedaan dari Penyakit Gondok dan Kanker Tiroid
Gondok maupun kanker tiroid menjadi dua masalah kesehatan yang rentan terjadi pada kelenjar tiroid. Kedua jenis penyakit ini tidak sama meski terlihat mirip, berikut ini perbedaan antara keduanya:
Penyebab yang Mendasarinya
Gondok: merupakan pembengkakan pada kelenjar tiroid yang mengakibatkan munculnya benjolan pada bagian depan leher. Penyebab paling utama munculnya gondok adalah kurangnya asupan yodium. Sementara penyebab lainnya, seperti peradangan pada kelenjar tiroid, kehamilan, infeksi, dan kondisi medis tertentu, seperti penyakit Hashimoto dan graves. Namun, ada pula kondisi yang menunjukkan bahwa gondok terjadi karena adanya kanker tiroid.
Kanker Tiroid: Berbeda dengan kanker tiroid yang terjadi karena mutasi atau perubahan pada sel DNA yang berada di kelenjar tiroid. Hal ini mengakibatkan munculnya sel secara abnormal dan tidak terkendali yang merusak sel sehat di sekitarnya. Risiko kanker tiroid akan meningkat pada orang-orang yang memiliki gangguan tiroid, mengalami paparan radiasi dalam waktu lama, faktor genetik, dan kegemukan.
Gejala yang Muncul
Gondok: Gondok biasanya ditandai dengan adanya benjolan pada leher yang diikuti dengan banyak gejala lain. Masalah kesehatan ini juga membuat kelenjar tiroid tidak mampu mencukupi kebutuhan hormon tiroid pada tubuh. Alhasil, pengidap akan merasa lelah, kedinginan terus-menerus, kulit kering, sering mengantuk, sembelit, hingga masalah konsentrasi.
Meski begitu, gondok juga bisa menjadi pemicu tingginya kadar hormon tiroid pada tubuh yang menunjukkan gejala berbeda. Gejala yang muncul, seperti berat badan mengalami penurunan, lebih sensitif terhadap panas, keringat yang berlebihan, kesulitan tidur, hipertensi, dan nafsu makan meningkat.
Kanker Tiroid: Sementara itu, kanker tiroid menunjukkan gejala yang berbeda dari penyakit gondok. Meski benjolan akan muncul pada lokasi yang hampir mirip, tetapi benjolan yang terjadi karena kanker tiroid akan berkembang dengan lebih cepat. Tak hanya itu, pengidap juga merasa nyeri pada area leher sampai telinga.
Lalu, terjadi perubahan pada suara yang menjadi lebih besar atau terdengar lebih serak. Pengidap juga mengalami kesulitan menelan makanan maupun minuman yang mengakibatkan penurunan nafsu makan dan berat badan. Beberapa kondisi kanker tiroid juga menunjukkan gejala batuk yang tidak kunjung membaik tanpa adanya indikasi infeksi maupun iritasi.
Apakah gondok bisa berkembang menjadi kanker tiroid?
Memang, kebanyakan kasus gondok tidak berkembang menjadi kanker tiroid. Diperkirakan hanya sekitar 2–3 dari 20 kasus yang bersifat kanker.
Meski demikian, tiroid yang membengkak dengan diameter lebih dari 1 hingga 1,5 cm harus diperiksa lebih lanjut guna memastikan ada atau tidaknya kemungkinan kanker tiroid.
Terlepas dari seberapa besar risikonya, Anda tetap harus melakukan pemeriksaan bila telah merasakan gejala yang tak biasa atau perubahan kondisi tenggorokan ketika Anda menelan.
Dengan melakukan pemeriksaan, Anda dapat mengetahui penyebab kemunculan penyakit tiroid yang tentunya akan lebih mudah ditangani bila terdeteksi lebih awal.
Maka dari itu, penting bagi Anda untuk segera memberikan perawatan jika mengalami Gondok. Terdapat beberapa tindakan medis yang dilakukan oleh dokter untuk menangani gondok, di antaranya:
Observasi: dokter hanya akan memantau kondisi kelenjar tiroid pasien secara berkala jika pembengkakannya cenderung kecil dan tidak mengganggu kesehatan.
Pemberian obat-obatan: pemberian obat-obatan ini dilakukan bila gondok disebabkan oleh peradangan atau gangguan produksi hormon tiroid, seperti hipertiroid dan hipotiroid.
Terapi radioaktif iodine: Dokter akan memberikan radioaktif iodine secara oral (dikonsumsi dari mulut) untuk menghancurkan sel dalam kelenjar tiroid yang terlalu aktif.
Pembedahan: jika pembengkakan kelenjar tiroid terlalu besar dan menghalangi jalur pernapasan, dokter akan melakukan pembedahan dengan mengangkat sebagian atau seluruh kelenjar tiroid tersebut.
Jangan khawatir jika Gondok harus melalui proses pembedahan. Karena kini sudah ada metode Radio Frequency Ablasi yang bisa mengobati pembengkakan tiroid. Dengan bantuan USG, dokter dapat mengirimkan gelombang frekuensi radio untuk memanaskan pembengkakan tiroid dan mengecilkannya. Prosedur radio frekuensi ablasi dilakukan selama rawat jalan menggunakan anestesi lokal yang memungkinkan pasien dapat segera melanjutkan aktivitas normal sehari-hari setelah prosedur ini.
Alat Radio Frequency Ablation ini sudah dipercaya oleh banyak rumah sakit dan dokter yang ada di Indonesia karena minim resiko komplikasi, efektif, dan penyembuhannya yang cepat. Untuk informasi mengenai The VIVA Multi RF Generator Anda bisa hubungi kontak sti_medical atau hubungi kontak yang ada di website kami. Atau Anda juga bisa mengikuti Workshop RFA STI X Starmed at ACTA X APASL STC 2024 di acara Asian Conference Tumor Ablation ke-10. Workshop ini rencananya akan diadakan pada tanggal 10 Oktober 2024 di Siloam Denpasar pada p