Kista Ovarium dan Endometriosis sering di sebut menjadi penyebab gangguan reproduksi bagi perempuan, yuk sama-sama cari tahu perbedaan
Terdapat dua jenis kista ovarium, kista fungsional dan kista patologis yang disebabkan oleh endometriosis. Kista ovarium adalah kantung yang berisi cairan di ovarium atau di permukaanya. Wanita memiliki dua ovarium, masing-masing seukuran dan berbentuk kacang almond yang terletak pada setiap sisi rahim.
Sementara itu, endometriosis terjadi ketika endometrium, jaringan yang biasanya melapisi bagian dalam rahim wanita, tumbuh di luarnya. Jaringan ini bertindak seperti halnya jaringan rahim biasa selama menstruasi. Jaringan akan pecah dan berdarah pada akhir siklus menstruasi. Namun, darah ini tidak bisa ke mana-mana, hingga akhirnya meradang atau bengkak. Untuk dapat membedakan keduanya, berikut ini hal yang perlu dipahami.
Penyebab dan Gejala
Kista Ovarium
Penyebab kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab. Penyebab inilah yang nantinya akan menentukan tipe dari kista. Diantara beberapa tipe kista ovarium, tipe folikuler merupakan yang paling banyak ditemukan. Kista jenis ini terbentuk oleh karena pertumbuhan folikel ovarium yang tidak terkontrol. Folikel adalah suatu rongga cairan yang normal terdapat dalam ovarium. Pada keadaan normal, folikel yang berisi sel telur ini akan terbuka saat ovulasi untuk melepaskan sel telur. Namun pada beberapa kasus, folikel ini tidak terbuka sehingga menimbulkan bendungan carian yang nantinya akan menjadi kista.
Sementara faktor risiko yang menjadi penyebab paling umum dari kista ovarium adalah:
- Masalah hormonal, disebabkan oleh masalah hormonal atau oleh obat-obatan yang digunakan untuk membantu Anda berovulasi. Kista bernama fungsional biasanya hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan.
- Endometriosis. Wanita dengan endometriosis dapat mengembangkan jenis kista ovarium yang disebut endometrioma. Jaringan endometriosis dapat menempel pada ovarium dan membentuk suatu pertumbuhan. Kista ini bisa menyakitkan saat berhubungan seks dan selama menstruasi.
- Kehamilan, biasanya berkembang pada awal kehamilan untuk membantu mendukung kehamilan sampai plasenta terbentuk. Terkadang, kista tetap berada di ovarium sampai akhir kehamilan dan mungkin perlu diangkat .
- Infeksi panggul yang parah, dapat menyebar ke ovarium dan saluran tuba dan menyebabkan kista terbentuk.
Dan untuk gejalanya, Kista Ovarium menimbulkan gejala yang tidak nyaman dan tidak berbahaya. Namun, kista ovarium (terutama yang telah pecah) dapat menyebabkan gejala yang serius. Itulah pentingnya melakukan pemeriksaan panggul secara teratur dan mengetahui gejala yang dapat menandakan masalah yang berpotensi serius.
Sering kali kista ovarium tidak menimbulkan gejala. Namun, gejala bisa muncul saat tumbuh kista, seperti:
- Perut terasa kembung atau bengkak.
- Buang air besar yang menyakitkan.
- Nyeri panggul sebelum atau selama siklus menstruasi.
- Nyeri saat berhubungan intim.
- Nyeri di punggung bawah atau paha.
- Nyeri payudara.
- Mual dan muntah.
Endometriosis
Belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan endometriosis. Namun, salah satu teori tertua menyatakan bahwa endometriosis terjadi karena proses yang disebut menstruasi retrograde. Kondisi ini terjadi ketika darah menstruasi mengalir kembali melalui saluran tuba ke dalam rongga panggul alih-alih keluar dari tubuh melalui vagina. Nah, tapi selain menstruasi retrogade, ada faktor lain yang mungkin menyebabkan Endometriosis:
- Gangguan sistem imun.
- Tindakan bedah tertentu, seperti operasi caesar dan histerektomi.
- Belum pernah melahirkan.
- Memiliki anggota keluarga dengan riwayat penyakit endometriosis.
- Mengonsumsi alkohol berlebih.
- Bentuk vagina, leher rahim, atau rahim yang tidak normal sehingga membuat siklus menstruasi terhambat.
- Siklus menstruasi yang pendek, seperti kurang dari 27 hari.
- Mendapatkan siklus menstruasi pertama di usia yang tergolong sangat muda, seperti di bawah 12 tahun.
- Berat badan di bawah normal.
Gejala utama endometriosis adalah nyeri panggul, yang sering dikaitkan dengan siklus menstruasi. Meskipun kebanyakan wanita mengalami kram selama siklus menstruasi, pengidap endometriosis biasanya mengeluhkan nyeri haid yang jauh lebih buruk dari biasanya. Tanda dan gejala umum meliputi:
- Haid yang menyakitkan (dismenore). Nyeri panggul dan kram terjadi sebelum dan berlanjut selama beberapa hari periode menstruasi.
- Nyeri saat berhubungan intim.
- Nyeri saat buang air besar atau buang air kecil, terutama selama periode menstruasi.
- Pendarahan yang berlebihan.
- Infertilitas. Terkadang endometriosis pertama kali didiagnosis pada mereka yang sedang mengobati infertilitas.
- Kamu mungkin mengalami kelelahan, diare, sembelit, kembung atau mual selama menstruasi.
Tingkat keparahan rasa sakit belum tentu merupakan indikator keparahan kondisi. Kamu bisa mengalami endometriosis ringan dengan nyeri hebat, atau endometriosis yang parah dengan tanpa gejala atau tanpa rasa sakit.
Perlu diketahui bahwa endometriosis terkadang disalahartikan sebagai kondisi lain yang menyebabkan nyeri panggul, seperti penyakit radang panggul atau kista ovarium. Penyakit ini juga sering dihubungkan dengan sindrom iritasi usus besar (IBS), kondisi yang menyebabkan diare, sembelit, dan kram perut. Namun, IBS dapat menyertai endometriosis yang dapat mempersulit diagnosis.
Cara Penanganannya
Seperti yang sudah dipaparkan di atas kalau Kista Ovarium dan Endometriosis memiliki gejala yang mirip tapi tidak sama. Namun, untuk penanganannya Endometriosis dan Kista Ovarium memiliki solusi yang serupa yaitu melalui jalur operasi. Operasi bertujuan untuk mengangkat jaringan endometrium dan kista ovarium yang tumbuh di luar rahim. Selain itu, operasi juga dapat meningkatkan kesuburan pasien.
Sejumlah prosedur operasi untuk mengatasi endometriosis dan kista ovarium adalah:
Laparoskopi
Pada pasien yang masih ingin memiliki keturunan tetapi merasakan nyeri parah, dokter akan menyarankan laparoskopi atau operasi lubang kunci. Melalui laparoskopi, dokter akan mengangkat jaringan endometriosis dan membakar jaringan tersebut menggunakan laser atau arus listrik. Sedangkan untuk kista ovarium dokter akan menggunakan teknik pengangkatan minimal invasive surgery dilakukan untuk mengambil kista dan mempertahankan sel telur agar bisa hamil. Direkomendasikan bagi wanita yang belum memiliki keturunan atau memiliki gangguan kesuburan.
Salah satu alat yang bisa membantu dokter ginekologi dalam menangani operasi laparoskopi adalah dengan menggunakan Uterine Manipulator. Uterine manipulator adalah alat bedah khusus yang digunakan untuk memposisikan dan memanipulasi rahim selama prosedur ginekologi. Alat ini sangat berguna dalam operasi laparoskopi. Dan produk terbaru dari PT Sometech Indonesia adalah BUMI, Disposable Uterine Manipulator dari Sejong Medical.
Alat ini memiliki fungsi utama yaitu, membantu memindahkan rahim ke posisi yang diinginkan untuk visibilitas dan akses yang lebih baik selama operasi. Meningkatkan pandangan ahli bedah terhadap organ panggul, sehingga memudahkan identifikasi dan menargetkan jaringan tertentu. Memberikan perlindungan jaringan di sekitarnya dari kerusakan.
- Laparotomi
Laparotomi dilakukan bila endometriosis dan kista ovarium sudah sangat parah dan ukurannya cukup besar. Pada prosedur ini, dokter akan membuat sayatan lebar di area perut untuk mengakses organ yang terkena dan mengangkat jaringan endometriosis dan juga kista. - Histerektomi
Histerektomi adalah operasi pengangkatan rahim, leher rahim (serviks), dan kedua ovarium. Histerektomi dapat memicu menopause dini dan menyebabkan pasien tidak bisa hamil lagi. Oleh sebab itu, prosedur ini hanya dilakukan sebagai pilihan terakhir.
Untuk informasi mengenai alat dan produk laparoskopi dan juga gynekologi, Anda bisa ikuti akun instagram kami atau hubungi kontak yang ada di website kami.