Hati merupakan salah satu organ terbesar dalam sistem pencernaan. Hati terletak di bagian kanan atas rongga perut, tepatnya di bawah diafragma dan sisi kanan lambung dan memiliki berat sekitar 1,5 kg. Adapun fungsi hati bagi tubuh sangatlah penting, mulai dari menghancurkan racun dalam darah hingga membantu proses pencernaan. Bila organ hati tidak bekerja dengan baik, berbagai kondisi serius dapat muncul.
Oleh karena itu, penting untuk selalu menjaga fungsi hati. Pemeriksaan fungsi hati sering dilakukan untuk mengetahui keparahan dari penyakit tertentu, misalnya hepatitis, perlemakan hati, sirosis, kanker hati, atau kerusakan hati yang disebabkan oleh konsumsi minuman beralkohol dan obat-obatan tertentu.
Nah, dari sekian banyak gangguan hati, masih banyak orang yang berpikiran kalau Sirosis dan Kanker Hati adalah hal yang sama, padahal keduanya sangat berbeda. Nah, apa sih perbedaannya? Berikut penjeleasannya.
Sirosis
Sirosis adalah gangguan ketika hati mengalami luka atau infeksi yang menyebabkan munculnya jaringan parut pada hati. Jaringan parut yang tidak segera diatasi dapat mengganggu fungsi hati bahkan menyebabkan gagal hati. Jaringan parut akan menghalangi aliran darah melalui hati dan memperlambat kemampuan hati dalam memproses zat gizi, hormon, obat-obatan, serta menyingkirkan racun.
Ada beberapa faktor yang memicu luka atau infeksi pada hati, seperti konsumsi alkohol secara berlebihan, memiliki kondisi berat badan berlebihan, dan adanya infeksi virus hepatitis B dan hepatitis C.
Seseorang yang mengidap sirosis biasanya mengetahui kondisi kesehatan ketika sirosis sudah masuk dalam tahap yang cukup serius. Hal ini karena penyakit sirosis tidak memiliki gejala yang cukup terlihat pada awal seseorang mengalami luka pada hati. Kerusakan hati yang semakin parah menyebabkan seseorang mengalami kondisi tubuh yang lemas, penurunan nafsu makan, dan muntah. Apabila tidak segera diatasi, penyakit ini bisa menyebabkan gagal hati atau kerusakan hati permanen.
Penyebab Sirosis Hati
Penyebab utama dari penyakit sirosis hati di negara maju biasanya dikarenakan kebiasaan minum alkohol secara berlebihan dalam jangka panjang (kecanduan), atau istilah medisnya disebut dengan sirosis alkoholik. Di Indonesia sendiri penyakit infeksi, yakni hepatitis B dan C, masih menempati urutan pertama penyebab sirosis hati.
Selain disebabkan oleh alkohol, beberapa jenis penyakit liver yang dapat meningkatkan risiko sirosis hati adalah sebagai berikut:
- Infeksi virus hepatitis kronis, seperti hepatitis B dan hepatitis C
- Efek samping obat-obatan, seperti isoniazid dan methotrexate
- Perlemakan hati non-alkohol
- Sirosis bilier primer
- Hemokromatosis (penumpukan zat besi di dalam tubuh)
- Hepatitis autoimun
- Fibrosis sistik
- Penyakit wilson (kelainan bawaan yang menyebabkan kerusakan pada hati dan otak)
- Penyakit infeksi lainnya
Gejala Sirosis Hati
Umumnya sirosis hati tidak menimbulkan gejala pada tahap awal, gejala sirosis hati baru dirasakan pada saat kerusakan hati semakin meluas. Gejala yang timbul dapat berupa:
- Nafsu makan menurun
- Telapak tangan memerah
- Mudah merasa lelah
- Mual
- Mengalami penurunan berat badan secara signifikan
- Lemas dan lesu
Kondisi di atas merupakan gejala awal dari sirosis hati. Apabila sirosis hati telah mencapai tahap akhir, maka akan disertai dengan beberapa gejala lain, seperti:
- Kulit dan mata menguning
- Kulit terasa gatal
- Perubahan warna urine menjadi lebih gelap
- Perut dan kaki membengkak
- Perubahan pembuluh darah di sekitar pusar
- Muntah darah
- Warna kotoran BAB menjadi hitam
- Pembesaran payudara pada pria
- Mudah mengalami memar dan berdarah
- Sering kebingungan saat beraktivitas
- Rambut rontok
- Koma
Cara Penanganannya
Pengobatan sirosis bertujuan untuk mencegah kerusakan hati bertambah parah dan mengatasi gejala yang muncul. Pengobatan untuk meredakan gejala dapat dilakukan dengan:
- Mengonsumsi makanan rendah garam dan tablet spironolactone, untuk mengurangi kelebihan cairan di dalam tubuh
- Mengonsumsi propranolol, untuk mengurangi tekanan yang tinggi di dalam hati
- Mengonsumsi suplemen untuk mengatasi kekurangan nutrisi dan mencegah pengeroposan tulang
- Menggunakan krim untuk mengatasi rasa gatal
- Mengikat pembuluh darah yang melebar di kerongkongan dan berisiko menimbulkan perdarahan dengan gastroskopi.
Penderita sirosis juga disarankan untuk selalu berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter sebelum mengonsumsi obat-obatan apa pun. Beberapa obat dapat memperberat kerja organ hati dan memperburuk gejala sirosis.
Selain meredakan gejala, penyebab yang mendasari sirosis juga perlu diatasi. Caranya dengan:
- Menghentikan konsumsi minuman beralkohol
- Mengonsumsi obat antivirus untuk hepatitis, seperti entecavir
- Menurunkan berat badan pada pasien sirosis dengan obesitas
Kanker Hati
Kanker hati adalah kanker yang berasal dari sel-sel dalam organ hati. Hal ini bisa berasal dari sel hati atau dari penyebaran sel kanker dari organ lain, seperti usus, kulit, atau payudara. untuk menghindari resiko kanker hati, sebaiknya penuhi kebutuhan tubuh beristirahat selama 8 jam sehari. Tidak hanya tubuh yang kelelahan dan tidak segar, gangguan tidur meningkatkan risiko seseorang mengalami kanker hati. Kanker hati adalah jenis kanker yang banyak menyebabkan kematian pada pengidapnya.
Ketika sel-sel yang berada dalam hati bermutasi dan bertumbuh secara tidak terkendali serta membentuk tumor dapat menyebabkan kanker hati. Sirosis yang tidak segera diatasi dapat menyebabkan seseorang mengalami kanker hati, karena kanker hati memiliki hubungan dengan sirosis.
Tidak hanya itu, ada faktor lain yang dapat menyebabkan seseorang rentan mengalami kanker hati, seperti kebiasaan merokok, mengonsumsi alkohol, penyakit perlemakan hati dan sering terpapar radiasi dari foto rontgen atau CT scan.
Penyebab dan Faktor Risiko
Sel-sel yang ada di hati dapat mengalami perubahan atau bermutasi sehingga sel tersebut tumbuh tidak abnormal dan tidak terkendali pada kasus kanker hati. Belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya mutasi sel tersebut. Namun, ada beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker hati, yaitu:
- Menderita hepatitis B atau hepatitis C dalam jangka panjang (kronis)
- Mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan
- Menderita perlemakan hati dan sirosis hati
- Menderita penyakit hati bawaan, seperti penyakit Wilson
Gejala dan Komplikasi
Gejala yang paling sering dialami oleh penderita kanker hati adalah:
- Penurunan nafsu makan
- Sering kembung, mual, atau muntah
- Berat badan turun drastis
- Cepat lelah
- Mudah memar
- Kulit dan mata menguning (penyakit kuning)
- Perut membengkak
Cara Penangannya
1. Pembedahan
Metode pengobatan kanker hati paling umum adalah pembedahan. Pilihan ini sangat efektif dalam kasus kanker yang masih dalam tahap awal dan masih terlokalisasi.
Jenis operasi yang bisa dokter lakukan, yaitu:
- Reseksi hepatectomy. Dokter akan mengangkat sebagian dari hati yang terkena kanker. Tujuan operasi ini menghilangkan seluruh tumor dan sekaligus menjaga fungsi hati.
- Transplantasi hati. Jika kanker sudah mencapai stadium lanjut dan merusak fungsi hati, dokter menyarankan untuk transplantasi hati. Namun, pasien harus mendapatkan donor yang benar-benar sesuai.
2. Radioterapi
Perawatan ini menggunakan pancaran sinar-X atau partikel berenergi tinggi lainnya untuk merusak sel-sel kanker. Biasanya, dokter menyarankan radioterapi apabila operasi tidak memungkinkan. Namun, radioterapi umumnya dokter lakukan usai operasi untuk menghilangkan sisa-sisa sel kanker. Radioterapi juga bisa mengurangi ukuran tumor, mengurangi gejala, dan memperlambat pertumbuhan kanker hati. Alhasil, perawatan ini juga bisa dilakukan sebelum operasi.
3. Kemoterapi
Selanjutnya ada kemoterapi dengan menggunakan obat-obatan kuat untuk membunuh sel kanker. Obat kemoterapi bisa dokter berikan melalui suntikan atau tablet, tergantung pada kondisi pasien. Kemoterapi sering dokter rekomendasikan dalam kasus kanker hati yang telah menyebar ke bagian lain dari tubuh. Pengobatan dapat membantu mengendalikan pertumbuhan kanker dan meredakan gejalanya
4. Imunoterapi
Metode pengobatan ini bekerja dengan merangsang sistem kekebalan tubuh untuk melawan kanker. Tak sedikit pengidap kanker hati yang telah merespons positif terhadap imunoterapi.
5. Terapi Radio Frequency
Ablasi tumor hati dengan teknik Radio Frequency Ablation (RFA) adalah salah satu pilihan terapi untuk kanker hati stadium awal yang minimal invasif. Target pengobatan RFA pada kanker hati adalah kuratif. RFA dapat dikerjakan pada kondisi pasien yang tidak optimal untuk menjalani operasi reseksi tumor hati dan transplantasi hati.
Prinsip kerja RFA adalah dengan memanaskan tumor hati menggunakan gelombang radiofrekuensi dengan tujuan mematikan sel kanker di hati. RFA dikerjakan dengan anestesi lokal dan sedasi ringan atau sedang, kemudian jarum khusus RFA akan diarahkan ke tumor hati melewati kulit dengan panduan USG. Jarum tersebut akan mengeluarkan energi panas yang akan mengablasi sel kanker di hati.
RFA sering digunakan untuk mengobati kanker hati pada tahap awal, ketika tumor masih kecil dan terbatas pada satu area. Prosedur ini juga dapat digunakan untuk mengobati tumor yang terlalu dekat dengan pembuluh darah besar atau struktur penting lainnya sehingga sulit diangkat melalui operasi.
Salah satu alat Radio Frequency terbaik untuk terapi kanker hati adalah The VIVA RF Generator dari StarMed. VIVA Multi RF Generator dirancang untuk menciptakan zona ablasi yang konsisten dengan menggunakan mode ablasi yang dioptimalkan untuk berbagai nodul. Alat ini juga memiliki struktur pengoperasian yang mudah dan interface dari alatnya sendiri yang cukup rinci dan detail sehingga sangat mudah digunakan untuk dokter dan mudah direkam data pasien dan masuk ke dalam data mereka.
Untuk informasi lebih lengkap mengenai alat The Viva RF Generator Anda bisa mengikuti @sti_medical atau hubungi kontak yang ada di website kami.