Selain cek darah dan urin, pemeriksaan medis lainnya yang juga bisa dilakukan untuk mendiagnosis penyakit adalah cek feses. Pemeriksaan ini dibutuhkan untuk mendeteksi adanya masalah pada sistem pencernaan, seperti adanya infeksi parasit, virus maupun bakteri, serta penyakit lainnya, mulai dari penyerapan nutrisi yang buruk, atau bahkan kanker. Yuk, cari tahu penyakit apa saja yang bisa dideteksi melalui cek feses di sini.
Prosedur cek feses diawali dengan mengambil sampel tinja pengidap untuk disimpan dalam wadah bersih, kemudian sampel tersebut akan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. Di laboratorium, feses akan melalui proses pemeriksaan tes kimia, tes mikrobiologis, dan mikroskopis. Sampel feses akan dinilai berdasarkan konsistensi, warna, dan baunya, serta adanya lendir atau tidak. Selain itu, akan diperiksa juga apakah terdapat bakteri, cacing, atau parasit penyebab infeksi, darah, lemak, cairan empedu, gula, sel darah putih, dan serat daging pada sampel feses. Melalui cek feses, setidaknya lima penyakit yang dapat terdeteksi di antaranya :
1. Kanker Usus
Penyakit yang bisa dibilang amat serius ini bisa dideteksi melalui cek feses, yaitu dengan melihat perubahan warna pada feses. Pasalnya, kanker usus bisa menyebabkan feses berubah warna menjadi merah terang atau kehitaman. Nah, bila feses terus menerus berwarna merah dalam beberapa hari ke depan, sebaiknya segeralah memeriksakan diri ke dokter.
Meski demikian, dalam beberapa kasus, warna merah pada feses juga bisa disebabkan oleh faktor lain, seperti perdarahan pada saluran pencernaan bagian bawah atau terlalu banyak mengkonsumsi buah tomat, dan wasir.
2. Diare dan Gangguan Empedu
Selain melihat dari bentuknya, diare dan gangguan empedu juga bisa diketahui dengan melihat warna feses. Umumnya, feses yang berwarna kehijauan sebenarnya masih bisa dikatakan normal. Hal ini bisa disebabkan karena kamu terlalu banyak mengkonsumsi sayuran, suplemen zat besi, ataupun makanan dan minuman dengan pewarna hijau.
Namun, feses berwarna hijau juga bisa disebabkan oleh makanan yang terlalu cepat disalurkan ke usus besar. Hal tersebut terjadi karena adanya gangguan pada empedu, sehingga organ tersebut tidak sempat mencerna makanan dengan sempurna. Selain itu, feses berwarna hijau juga sering ditemukan pada orang yang sedang mengalami diare.
3. Penyakit Celiac
Selain warna hijau, feses yang berwarna cokelat dan kuning juga masih bisa dikatakan normal. Warna cokelat pada feses disebabkan karena adanya zat bilirubin yang dihasilkan oleh hati dan dikeluarkan melalui feses. Sedangkan bakteri dan enzim pencernaan di usus turut berperan dalam membuat warna feses menjadi kuning.
Namun, bila feses berwarna kuning, terlihat berminyak dan berbau busuk, kamu perlu mewaspadainya. Pasalnya, kondisi tersebut bisa menandakan adanya gangguan pencernaan, seperti penyakit Celiac. Penyakit ini bisa membuat feses mengalami kelebihan lemak. Penyakit Celiac bisa terjadi akibat terlalu banyak mengonsumsi makanan yang mengandung gluten tinggi, seperti roti dan sereal.
4. Masalah Lambung
Bila kamu mengalami masalah lambung seperti maag, kondisi ini juga bisa diketahui melalui cek feses. Saat mengalami maag, feses biasanya mengalami perubahan warna menjadi hitam. Dalam beberapa kasus, perubahan ini juga bisa disebabkan oleh saluran pencernaan bagian atas, seperti lambung atau kerongkongan yang mengalami perdarahan.
Selain masalah lambung seperti maag, warna feses yang menghitam juga bisa mengindikasikan adanya penyakit yang lebih serius, yaitu kanker. Namun, ada kalanya perubahan warna pada feses ini juga disebabkan oleh efek samping yang umum dialami ketika kita mengkonsumsi suplemen zat besi.
5. Gangguan Hati
Enggak hanya bisa membantu mengidentifikasi penyakit pada saluran pencernaan dan pankreas, cek feses juga bisa dilakukan untuk menelisik fungsi organ hati. Bila feses berubah warna menjadi putih dan terlihat pucat seperti tanah liat, kondisi ini bisa jadi menandakan adanya masalah pada organ hati atau penyumbatan di saluran empedu.
Untuk masalah feses kemerahan akibat wasir, Anda mungkin bisa menyelesaikannya dengan Well-C Anal Lift.
Well-C Anal Lift: Solusi Modern untuk Masalah Wasir
Wasir atau ambeien adalah kondisi umum yang ditandai dengan pembengkakan atau peradangan pembuluh darah di sekitar anus. Kondisi ini dapat menyebabkan rasa tidak nyaman, nyeri, bahkan perdarahan saat buang air besar. Salah satu metode pengobatan yang semakin populer untuk mengatasi wasir adalah Well-C anal lift.
Apa itu Well-C Anal Lift?
Well-C anal lift adalah prosedur medis yang digunakan untuk mengobati wasir dengan cara mengikat jaringan wasir yang membengkak. Tujuannya adalah untuk menghentikan aliran darah ke jaringan tersebut, sehingga jaringan yang membengkak akan mengering dan lepas dengan sendirinya. Prosedur ini dilakukan dengan menggunakan alat khusus yang dipasang di sekitar jaringan wasir.
Keunggulan Well-C Anal Lift
- Minim invasif: Prosedur ini tidak memerlukan sayatan besar, sehingga risiko komplikasi lebih rendah.
- Cepat: Prosedur ini dapat dilakukan dalam waktu singkat.
- Efektif: Well-C anal lift terbukti efektif dalam meredakan gejala wasir dan mencegah kambuhnya.
- Proses pemulihan cepat: Pasien biasanya dapat beraktivitas kembali dalam waktu singkat setelah prosedur.
Proses Pengobatan dengan Well-C Anal Lift
- Konsultasi dengan dokter: Sebelum menjalani prosedur, pasien akan berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui kondisi wasir dan menentukan apakah Well-C anal lift cocok untuk mereka.
- Pemberian anestesi: Dokter akan memberikan anestesi lokal untuk mengurangi rasa nyeri selama prosedur.
- Pengikatan jaringan wasir: Dokter akan menggunakan alat khusus untuk mengikat jaringan wasir yang membengkak.
- Pemulihan: Setelah prosedur, pasien akan diberikan instruksi perawatan pasca-prosedur untuk mempercepat proses penyembuhan.
Dapatkan informasi lebih lengkap mengenai alat proctologi lainnya diakun social media @st_medicaldevices atau jika Anda memerlukan perawatan wasir, bisa hubungi @stwasircenter untuk bisa langsung berkonsultasi dengan dokter.