Tubektomi dapat menjadi pilihan metode kontrasepsi permanen yang aman bagi wanita. Namun, sama seperti prosedur medis lainnya, tubektomi juga memiliki beberapa risiko. Bila Anda memutuskan untuk menjalani metode ini, pertimbangkan lebih dulu risiko dan manfaat yang dapat diperoleh.
Tubektomi atau ligasi tuba adalah metode kontrasepsi yang dilakukan dengan cara memotong, mengikat, atau menutup tuba falopi. Cara ini dapat mencegah perjalanan sel telur melalui tuba falopi dan menghalangi sperma bertemu dengan sel telur. Dengan demikian, kehamilan pun dapat dicegah.
Sebagai salah satu metode KB yang bersifat permanen, tubektomi sangat efektif bila dibandingkan dengan KB jenis lain. Hal ini karena tubektomi tidak memerlukan wanita untuk menghitung masa subur saat siklus menstruasi, atau mengingat jadwal minum pil dan suntik KB.
Oleh karena itu, pasien dapat berhubungan seksual seperti biasa tanpa perlu ingat untuk memakai kondom. Selain itu, pasien juga mendapatkan siklus menstruasi normal dan menopause, karena tubektomi tidak memengaruhi hormon.
Tubektomi juga dapat dilakukan kapan saja, termasuk setelah menjalani persalinan normal maupun caesar.
Jenis-Jenis Tubektomi dan Prosesnya
Tubektomi dapat dilakukan dengan beberapa metode. Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk menentukan metode yang tepat berdasarkan kondisi Anda, termasuk berat badan dan riwayat operasi.
Berikut ini adalah pilihan tindakan tubektomi yang dapat disarankan dokter:
Prosedur Tubektomi
Tubektomi dapat dilakukan di klinik atau rumah sakit terdekat. Umumnya, prosedur ini dilakukan dengan menggunakan bius total, tetapi juga bisa dengan bius lokal. Jenis obat bius ini akan ditentukan oleh dokter berdasarkan kondisi pasien dan jenis operasi yang hendak dijalani.
Tubektomi dapat dilakukan bersamaan dengan operasi caesar. Namun, jika dilakukan di luar operasi caesar, ada tiga jenis prosedur yang dapat dilakukan, yaitu:
1. Laparoskopi
Laparoskopi merupakan metode yang paling umum dipilih karena prosedur dan masa pemulihannya yang tergolong cepat. Berikut ini adalah tahapan yang akan dilakukan dokter:
- Membuat 1 atau 2 sayatan kecil di dekat pusar
- Memompa gas ke dalam perut agar tuba falopi dan rahim terlihat jelas
- Memasukkan laparoskop (selang kecil berkamera) ke dalam perut untuk melihat tuba falopi
- Memasukkan alat untuk menutup dan memotong tuba falopi melalui laparoskop
- Mengeluarkan laparoskop dan alat lainnya, lalu menjahit sayatan
2. Minilaparotomi
Minilaparotomi dilakukan melalui sayatan kecil sekitar 2–3 cm di bawah pusar. Prosedur ini biasanya dianjurkan pada pasien yang mengalami obesitas, baru menjalani operasi perut atau panggul, serta pernah mengalami infeksi panggul yang berdampak pada rahim maupun tuba falopi.
3. Histeroskopi
Selain kedua operasi di atas, tubektomi juga bisa dilakukan dengan prosedur histeroskopi. Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan alat yang disebut histeroskop melalui leher rahim atau vagina.
Histeroskopi umumnya dilakukan untuk metode tubal occlusive procedure. Prosedur ini tidak membutuhkan sayatan sehingga jarang memerlukan bius umum. Meski demikian, prosedur ini tidak disarankan pada wanita yang baru menjalani proses persalinan.
Risiko Komplikasi Prosedur Tubektomi
Tubektomi digolongkan sebagai prosedur yang aman dengan risiko komplikasi yang jarang terjadi. Meski demikian, apa pun jenis prosedur operasi yang dilakukan tetap ada risikonya.
Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi setelah menjalani prosedur tersebut:
- Riwayat menjalani operasi panggul atau perut
- Obesitas
- Diabetes
- Penyakit radang panggul
- Penyakit paru-paru
Sementara itu, komplikasi yang bisa terjadi saat prosedur tubektomi meliputi:
- Infeksi
- Perdarahan
- Efek samping obat bius
- Nyeri panggul atau perut yang sulit hilang
- Kerusakan organ, seperti usus, kandung kemih, atau pembuluh darah
Selain itu, tuba falopi yang tidak menutup dengan sempurna setelah tubektomi dilakukan dapat meningkatkan risiko terjadinya kehamilan ektopik. Kondisi ini tergolong berbahaya dan harus segera mendapat penanganan.
Kelebihan dan Kelemahan
Selain risiko terjadinya komplikasi, Anda pun perlu mempertimbangkan kelebihan dan kelemahan dari operasi tubektomi. Berikut ini adalah kelebihanya:
- Tidak memengaruhi hormon
- Menurunkan risiko terjadinya kanker ovarium
- Hanya perlu sekali tindakan
- Tingkat keberhasilan yang tinggi dalam mencegah kehamilan
Selain kelebihan, prosedur tersebut juga memiliki kelemahan, yaitu:
- Beberapa wanita masih bisa hamil setelah menjalani prosedur, meski jarang terjadi
- Tidak dapat melindungi dari penyakit menular seksual, sehingga masih memerlukan alat kontrasepsi lain saat berhubungan seks, seperti kondom
- Bersifat permanen sehingga tindakan untuk menyambungkan kembali tuba falopi sulit dilakukan
- Biaya prosedur relatif besar
Tubektomi dapat dijadikan sebagai metode kontrasepsi bila Anda dan pasangan memutuskan untuk tidak lagi ingin memiliki momongan. Konsultasikan ke dokter untuk mengetahui lebih jauh tentang manfaat dan risiko dari prosedur tersebut, serta untuk memastikan apakah prosedur tersebut memang sesuai bagi Anda.
Workshop Laparoskopi Tubektomi
Untuk mendapatkan informasi lebih lengkap mengenai Laparoskopi Tubektomi, PT Sometech Indonesia mengundang seluruh Dokter Spesialis Kebidanan di Indonesia untuk bergabung dalam rangkaian acara CONCEPT4. Acara ini merupakan workshop “Laparoskopi Tubektomi” dengan alat Laparoskopi kami, Elica III dan set Tubeketomi.
ELICA III adalah alat pencitraan medis canggih dengan sensor CMOS berkualitas tinggi yang mampu memberikan visual yang jelas dan presisi pada resolusi 1920 x 1080 pixel.
Dokter bisa melihat detail internal selama prosedur tubektomi. Cara penggunaannya muda, dan dokter bisa merekam dan mengambil snapshot prosedur, dan data disimpan dalam format USB yang mudah digunakan untuk akses cepat.
Adapun acara CONCEPT4 rencananya akan diadakan pada tanggal 29 September 2024, pada jam 08:00 – 12:00 WIB di RSCM Kintani. Jika dokter tertarik, dokter bisa mendaftarkan diri di http://bit.ly/CONCEPTA4. Kami tunggu kehadiran Anda. Atau hubungi kami di @st_medicaldevice atau hubungi kontak kami di website.