Saat ini di Indonesia kasus batu ginjal dan saluran kencing masih merupakan masalah utama di bidang urologi, maka prosedur RIRS ini banyak digunakan untuk penanganan batu ginjal.
Retrograde Intrarenal Surgery atau yang biasa disebut metode RIRS ini termasuk terapi yang paling terkini untuk menangani batu ginjal. RIRS merupakan salah satu terapi batu ginjal yang minimal invasif atau menggunakan endoskopik. Tanpa ada sayatan pada tubuh pasien sehingga terapi ini menjadi salah satu yang diminati dan ditanyakan pasien. Dibandingkan metode terapi lain, RIRS efisien dan efektif dalam mengatasi batu ginjal yang berada di posisi sulit dijangkau.
Prosedur metode RIRS
Ketika pasien diterapi batu ginjal menggunakan RIRS, maka akan ada alat seperti selang tipis bernama uretroskop yang akan masuk ke lubang kencing pasien lalu naik ke saluran kencing lalu masuk ke kamar-kamar ginjal yang dicurigai ada batu ginjal dari pemeriksaan radiologi atau CT Scan.
Uretroskop tersebut bersifat fleksibel dan lentur yang bisa menjangkau kamar-kamar ginjal. Di selang tipis itu ada kamera untuk bisa melihat dan mencari letak batu yang ada. Serta bisa masuk alat laser untuk menghancurkan batu ginjal menjadi partikel kecil yang bisa keluar dari urine. Bila ditemukan batu ginjal yang tidak terlalu kecil maka bisa diambil lalu dibawah keluar menggunakan alat tersebut.
ClearPetra Flexible Ureteral Access Sheath dari PT Sometech Indonesia mampu bekerja dengan baik untuk metode RIRS ini. Dengan aliran litotripsi yang sudah dirancang untuk bisa menghancurkan batu ginjal di saluran kemih dengan efektif dan efisien. Dengan sistem ini, ClearPetra memiliki tingkat pembersihan batu yang cukup baik, dan juga sistem ini mampu mengurangi tekanan intraluminal di saluran kemih. Dan untuk ukuran batu yang lebih besar untuk dihancurkan, ClearPetra bisa mengumpulkan batu tersebut lalu menyedotnya keluar.
Prosedur RIRS dilakukan dalam kisaran waktu sekitar 90 hinga 120 menit. Ada beberapa faktor yang menentukan lama atau cepatnya. Tergantung besar batu, ada kelainan bentuk dari saluran kencing pasien atau tidak, itu yang menentukan lama operasi RIRS berjalan.
Setelah 1-2 jam menjalani operasi pasien akan diobservasi. Lalu, mengenai lama pemulihan bisa sekitar sehari di ruang rawat inap. Di ruang rawat inap 1 x 24 jam, lalu dokter akan mengecek kondisi pasien. Bila sudah diperbolehkan rawat jalan maka 5-7 hari kemudian harus kontrol untuk diobservasi.
Observasi pasca operasi penting dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya efek samping pasca operasi.
Keunggulan
Kelebihan dari metode RIRS adalah prosedurnya minimal invasive, sehingga rasa sakit pasca operasi akan minimal, tanpa bekas luka operasi dan waktu perawatan dan pemulihannya lebih singkat dibanding metode operasi konvensional. 1 hari setelah operasi bahkan pasien sudah bisa pulang. Dengan prosedur RIRS, pengobatan batu ginjal yang berukuran kecil hingga sedang sangat efektif, terutama batu-batu keras yang tidak dapat dipecahkan dengan metode Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL).
Selain Minimal Invasive atau tidak adanya luka operasi, kelebihan RIRS lainnya adalah saat pembiusan hanya diperlukan pembiusan separuh badan (regional) dan tidak diperlukan bius umum. Namun, untuk kondisi tertentu juga memungkinkan adanya bius umum. Namun, perlu diingat, RIRS bukanlah untuk tindakan operasi tumor dan batu yang besar. Batu yang dapat diindikasikan dengan RIRS adalah yang berukuran kurang dari 2 cm.
Untuk informasi lebih lengkap mengenai alat dan produk medikal penunjang tindakan urologi, dokter bisa temui kami, PT Sometech Indonesia di acara Konferensi Asosiasi Urologi Asia, UAA X ASMUIA 2024 yang diselenggarakan di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Nusa Dua, Bali pada tanggal 5 – 7 September 2024. Di sana kami akan memamerkan peralatan urologi kami beserta dengan penawaran menariknya. Untuk informasi lebih lanjut, ikuti akun instagram @sti_medical atau hubungi kontak yang ada di website kami.