Kanker tiroid adalah salah satu kanker yang jarang terjadi dibandingkan yang lainnya. Kanker ini lebih sering terjadi pada pasien wanita daripada pria. Saat ini, pengobatan kanker tiroid bisa dilakukan dengan prosedur Radiofrekuensi ablasi.
Pada umumnya, kanker tiroid tidak menimbulkan gejala khas pada tahap awal. Namun, jika kelenjar tiroid semakin membesar, hal ini bisa mengakibatkan munculnya benjolan di bagian depan leher yang membuat sulit untuk menelan. Artikel ini akan membahas penyebab, jenis, gejala, cara mencegah, dan pengobatannya.
Apa Itu Kanker Tiroid?
Kanker tiroid adalah jenis kanker yang berkembang di kelenjar tiroid, sebuah kelenjar berbentuk kupu-kupu yang terletak di bagian depan leher. Kelenjar ini berfungsi mengatur berbagai proses metabolisme dalam tubuh melalui produksi hormon tiroid. Kanker tiroid terjadi ketika sel-sel tiroid tumbuh secara abnormal dan tidak terkendali, membentuk massa atau tumor yang dapat mengganggu fungsi normal kelenjar tersebut.
Penyakit ini sering kali tidak menunjukkan gejala pada tahap awal, sehingga sering kali terdeteksi pada saat sudah memasuki tahap lanjut. Meskipun demikian, kanker tiroid biasanya memiliki prognosis yang baik, terutama jika terdeteksi dan diobati sejak dini. Berbagai faktor dapat mempengaruhi risiko seseorang terkena kanker tiroid, termasuk genetik, lingkungan, dan kondisi kesehatan tertentu.
Penyebab Kanker Tiroid
Penyebab munculnya kanker tiroid belum diektahu secara pasti. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker tiroid adalah sebagai berikut.
1. Menderita gangguan pada tiroid
Penyakit seperti tioriditis atau gondok dapat meningkatkan risiko terkena kanker tiroid karena inflamasi kronis dan perubahan hormon yang terjadi dalam tubuh.
2. Pernah terpapar radiasi tinggi
Paparan radiasi yang tinggi dapat meningkatkan risiko mutasi sel-sel tiroid, terutama selama masa kanak-kanak. Misalnya, pengobatan radiasi untuk kanker lain atau dari lingkungan yang terkontaminasi.
3. Riwayat kanker tiroid dalam keluarga
Genetik berperan besar dalam banyak kasus yang mengalami ka ker tiroid. Jika ada anggota keluarga yang pernah menderita kanker tiroid, risiko terkena penyakit ini juga lebih tinggi
4. Mempunyai kondisi kelainan genetik tertentu
Kondisi kelainan genetik tertentu, seperti sindrom Cowden atau FAP (Familial adenomatous polyposis bisa menjadi penyebab kanker tiroid. Sindrom-sindrom ini terkait dengan mutasi genetik spesifik yang meningkatkan risiko berbagai jenis kanker, termasuk kanker tiroid.
5. Memiliki kondisi medis tertentu
Kondisi seperti obesitas atau produksi hormon berlebihan dalam tubuh, dapat meningkatkan risiko pengembangan kanker tiroid.
Gejala Kanker Tiroid
Pada tahap awal, kanker tiroid jarang menimbulkan gejala. Namun, seiring berjalannya waktu dan perkembangan sel kanker dalam tubuh, akan muncul benjolan pada leher bagian depan. Benjolan ini semakin lama akan menimbulkan rasa sakit. Penderita kanker tiroid bisa jadi akan mengalami kesulitan menelan atau bernapas.
Gejala lain yang mungkin muncul adalah suara serak atau perubahan suara yang bertahan dalam beberapa minggu. Penderita juga bisa mengalami nyeri di leher atau tenggorokan. Jika gejala-gejala ini muncul, sangat penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut.
Cara Mencegah Kanker Tiroid
Pencegahan kanker tiroid melibatkan beberapa langkah, seperti menghindari paparan radiasi yang tidak perlu, teruitama pada anak-anak. Selai itu, menjalani pola makan yang seimbang dan mempertahankan berat badan yang ideal dapat membantu mengurangi risiko obsesitas dan kondisi medis lain yang berhubungan dengan kanker tiroid.
Pengobatan Kanker Tiroid dengan Radiofrekuensi Ablasi (RFA)
Radiofrekuensi Ablasi (RFA) adalah salah satu metode modern dalam pengobatan kanker tiroid, terutama bagi mereka yang tidak bisa menjalani operasi atau sebagai alternatif dari prosedur bedah tradisional. RFA menggunakan energi radiofrekuensi untuk menghasilkan panas yang dapat menghancurkan sel-sel kanker.
Ada bentuk lainnya, yaitu menggunakan sinar laser (ablasi laser) dan suhu dingin yang ekstrem (krioterapi). Prosedur RFA juga melibatkan penyisipan probe dengan elektroda pada bagian ujung ke dalam tumor dengan menggunakan jarum kecil.
Prosedur Radiofrekuensi Ablasi bertujuan untuk mengobati pembesaran tiroid yang bersifat padat atau solid. Proses tindakannya tidak membutuhkan waktu yang lama, hanya sekitar 30 menit sampai 1 jam. Prosedur Radiofrekuensi Ablasi juga bisa diterapkan sebagai prosedur rawat jalan.
Pemulihan pasien yang menjalani prosedur Radiofrekuensi Ablasi cenderung lebih cepat dibandingkan dengan operasi konvensional. Prosedur ini biasanya dilakukan dengan anestesi lokal dan minimal invasif. Biayanya pun lebih rendah daripada operasi. Prosedur ini dilakukan tanpa sayatan sehingga tidak ada bekas luka. Tingkat komplikasinya cenderung rendah dan tentunya memungkinkan tiroid berfungsi kembali dengan normal tanpa pengobatan jangka panjang.
Prosedur Radiofrekuensi Ablasi untuk mengobati pembesaran tiroid dilakukan pertama kali di Korea pada tahun 2006. Saat ini, prosedur RFA sudah diterapkan di seluruh dunia dan telah meningkatkan kualitas hidup banyak pasien. RFA telah menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam mengobati kanker tiroid. Untuk informasi lebih lanjut mengenai Radiofrekuensi Ablasi (RFA) hubungi kami melalui instgaram @sti_medicaldevice atau kunjungi website stindonesia.com.