Posisi rahim setiap wanita berbeda-beda, tapi sebagian besar rahim akan berada pada rongga panggul, tepat di perut bagian bawah. Namun ada juga wanita yang rahimnya tidak berada di posisi normal,.
Jenis-jenis Posisi Rahim
Selain posisi rahim normal, yaitu antevert, rahim juga bisa berada di posisi yang berbeda yang mungkin sedikit tidak normal. Berikut posisi rahim lainnya:
1. Rahim Terbalik (Retroverted)
Posisi rahim ini vertikal sejajar dengan bidang vagina dan terletak miring ke arah tulang ekor. Sekitar seperempat wanita memiliki rahim dengan posisi terbalik ini. Pada kebanyakan kasus rahim terbalik, ovarium dan saluran tuba juga terbalik.
Umumnya, rahim yang miring tidak menimbulkan apa pun pada kebanyakan wanita. Namun, pada beberapa kasus, posisi rahim terbalik bisa menyebabkan gejala berikut:
- Nyeri saat berhubungan seks.
- Nyeri haid.
2. Antefleksi
Pada posisi antefleksi, rahim mungkin sangat miring pada serviks di daerah perut. Wanita dengan posisi rahim ini mungkin mengalami tekanan yang meningkat di daerah panggul. Rahim antefleksi juga bisa menyebabkan komplikasi berikut:
- Nyeri saat berhubungan seks.
- Nyeri haid.
- Sulit memasukkan tampon.
- Peningkatan risiko infeksi saluran kemih.
- Perut bagian bawah menonjol.
3. Retrofleksi
Pada posisi retrofleksi, rahim mungkin sangat miring ke belakang yang bisa menyebabkan ketegangan ekstrem pada ligamen dan tekanan berat di punggung bawah.
Komplikasi yang bisa terjadi akibat posisi rahim retrofleksi, antara lain:
- Nyeri pada vagina dan punggung bagian bawah saat berhubungan seksual.
- Nyeri saat haid.
- Sulit memasukkan tampon.
- Sering mengalami infeksi saluran kemih.
- Inkontinensia urine ringan (kehilangan sebagian kandung kemih).
- Perut bagian bawah menonjol.
Sebenarnya, apa sebabnya wanita memiliki rahim miring ke depan atau ke belakang?
Penyebab posisi rahim miring yang umumnya terjadi
Tidak hanya ukuran, posisi rahim wanita tidak selalu sama. Posisi rahim dapat condong ke belakang mendekati punggung bawah (retroverted uterus) atau juga terlalu condong ke depan mendekati leher rahim (anteverted uterus).
Walaupun posisi rahim abnormal, tidak semua wanita dengan kondisi ini merasakan adanya tanda dan gejala. Kebanyakan dari mereka mengetahui hal ini saat merencanakan kehamilan. Pasalnya, rahim miring bisa menjadi penyebab wanita sulit hamil.
Kesulitan hamil karena rahim miring bukan disebabkan oleh terganggunya sperma mencapai sel telur, melainkan sulitnya janin untuk berkembang. Pada banyak kasus, retroverted uterus dianggap lebih serius dibanding dengan anteverted uterus.
Beberapa penyebab uterus miring, baik itu condong ke depan atau kebelakang, meliputi:
1. Cacat bawaan dan faktor keturunan
Banyak bayi yang lahir dengan posisi rahim yang sudah miring. Kondisi ini ternyata bisa diwariskan dari keluarga. Jika ibu, bibi, atau nenek Anda memiliki rahim yang miring, kemungkinan risiko jadi lebih besar. Coba tanyakan hal ini pada keluarga Anda dan lakukan pemeriksaan panggul atau USG untuk memastikan apakah rahim normal atau tidak.
2. Otot-otot panggul yang melemah
Di sekitar rahim terdapat otot dan ligamen yang menopang rahim agar tetap normal. Namun setelah menopause atau melahirkan, jaringan ikat kuat yang menghubungkan tulang dan sendi (ligamen) jadi mengendur dan lemah. Akibatnya, ligamen dan otot tidak dapat menahan rahim sehingga berubah posisinya.
3. Pembesaran rahim
Rahim bisa dibilang cukup fleksibel sebagai tempat tumbuh kembang janin. Setelah melahirkan, ukuran rahim kemungkinan akan bertambah besar.
Selain kehamilan, adanya fibroid atau tumor juga bisa memperbesar ukuran rahim dan menambah tekanan pada ligamen dan otot. Jika ligamen dan otot tidak sanggup menahan, rahim bisa bergeser ke belakang atau ke depan.
4. Adanya luka atau sesuatu yang melekat di panggul
Operasi yang melibatkan rahim atau panggul bisa meninggalkan jaringan parut dan menggeser rahim. Selain itu, endometriosis atau tumbuhnya jaringan yang melekat pada rahim atau panggul juga bisa membuat rahim bergeser.
Dampak Posisi Rahim Pada Peluang Kehamilan
Banyak wanita yang memiliki rahim miring mungkin khawatir akan kemampuan mereka untuk hamil. Namun, kabar baiknya, rahim yang terbalik atau miring biasanya tidak memengaruhi peluang kehamilan. Kondisi tersebut tidak memengaruhi kemampuan sperma untuk mencapai sel telur.
Namun, rahim yang sangat miring mungkin bisa mengganggu kemampuan sperma untuk membuahi sel telur. Selain itu, tekanan yang semakin besar pada perut dan punggung bawah seiring janin yang semakin membesar, akan membuat wanita dengan rahim sangat miring mengalami ketidaknyamanan yang jauh lebih besar selama kehamilan.
Meski begitu, wanita yang memiliki rahim terbalik atau miring tetap bisa memiliki kehamilan yang sehat. Faktanya, kehamilan terkadang bisa menyebabkan rahim menjadi miring ke belakang.
Adakah cara untuk mengatasi rahim miring?
Untuk mengatasi anteverted uterus, hanya prosedur pembedahan yang bisa Anda lakukan. Tidak ada obat-obatan yang dapat mengembalikan posisi kembali normal. Operasi yang disebut dengan suspensi uterus dilakukan untuk membenarkan rahim yang miring. Prosedur ini juga bisa dilakukan untuk wanita dengan retroverted uterus.
Wanita dengan rahim miring ke belakang juga bisa melakukan senam khusus untuk memperkuat otot panggul dan mendorong kembali rahim ke posisi normal. Bisa juga dengan mengikuti prosedur pemasangan alat kecil yang disebut pessary di vagina untuk menegakkan rahim kembali.
Laparoskopi untuk Rahim Miring
Laparoskopi adalah prosedur bedah minimal invasif yang menggunakan sayatan kecil dan kamera untuk melihat langsung organ dalam perut. Pada kasus rahim miring, laparoskopi dapat dilakukan untuk:
- Menetapkan Diagnosis: Memastikan bahwa nyeri atau gejala lain yang dialami pasien memang disebabkan oleh rahim miring dan bukan kondisi medis lainnya.
- Mengkoreksi Posisi Rahim: Dalam beberapa kasus, dokter dapat melakukan manipulasi ringan pada rahim selama prosedur untuk mengembalikannya ke posisi yang lebih normal.
- Mengatasi Adhesi: Jika ada jaringan parut atau adhesi yang menarik rahim ke belakang, dokter dapat melepaskannya selama laparoskopi.
- Mengobati Kondisi Lain: Jika ada kondisi medis lain yang terkait dengan rahim miring, seperti endometriosis atau kista ovarium, laparoskopi dapat digunakan untuk mengobatinya secara bersamaan.
Manfaat Laparoskopi
- Risiko Lebih Rendah: Dibandingkan dengan operasi terbuka, laparoskopi memiliki risiko perdarahan, infeksi, dan komplikasi lainnya yang lebih rendah.
- Pemulihan Lebih Cepat: Pasien biasanya dapat pulih lebih cepat setelah laparoskopi dan kembali beraktivitas normal dalam waktu singkat.
- Nyeri Lebih Sedikit: Rasa nyeri setelah laparoskopi umumnya lebih ringan dibandingkan dengan operasi terbuka.
- Hemat Waktu: Prosedur laparoskopi biasanya memakan waktu yang lebih singkat.
Lap Single Vision dari PT Sometech Indonesia bisa menjadi alat penunjang dokter untuk melakukan laparoskopi. Untuk informasi lebih detail mengenai produk laparoskopi kami, dokter bisa follow di @sti_medical atau hubungi kami di kontak website.