Penyebab kepala botak pada pria bisa disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari faktor usia dan keturunan, infeksi di kulit kepala, hingga cara menata rambut yang salah. Namun, Anda tidak perlu khawatir, karena ada berbagai langkah pencegahan yang dapat dilakukan agar terhindar dari kebotakan.
Dalam istilah medis, kebotakan disebut juga alopecia. Pada pria, jenis kebotakan permanen yang paling sering terjadi adalah alopecia androgenetik, yaitu kebotakan yang terjadi karena faktor hormonal dan keturunan atau genetik. Kebotakan ini umumnya terjadi secara bertahap.
Rambut rontok yang dialami pria akan membentuk pola tertentu di area kepala. Pada kebanyakan kasus, kebotakan pada pria mulai terlihat pada area pelipis atau ubun-ubun kepala. Di area ini, rambut yang rontok tidak didukung dengan pertumbuhan rambut yang optimal, sehingga kepala akan tampak botak secara perlahan.
Penyebab Kepala Botak pada Pria
Kebotakan pada pria bisa terjadi akibat kerontokan rambut, gangguan siklus pertumbuhan rambut, atau kerusakan folikel rambut. Berikut ini adalah beberapa penyebab kepala botak pada pria:
1. Faktor usia
Usia turut berperan terhadap kondisi kepala botak pada pria. Kebotakan biasanya mulai terjadi ketika pria memasuki usia 30–40 tahun dan risiko terjadinya kebotakan akan semakin tinggi seiring bertambahnya usia.
Kebotakan berkaitan dengan proses penuaan. Ketika usia sudah semakin tua, rambut pria akan menjadi lebih mudah rontok dan laju pertumbuhan rambut pun akan semakin melambat. Hal ini membuat pria yang sudah berusia paruh baya kebanyakan akan lebih mudah mengalami kebotakan.
2. Faktor keturunan
Selain faktor usia, faktor keturunan atau faktor genetik juga berperan dalam menyebabkan kebotakan pada pria. Jadi, bila terdapat anggota keluarga kandung, seperti ayah, paman, kakek, atau saudara kandung yang mengalami kebotakan, risiko Anda mengalami kebotakan pun semakin tinggi.
3. Kondisi medis tertentu
Pada kasus tertentu, kebotakan pada pria juga bisa disebabkan oleh kondisi medis tertentu, seperti alopecia areata, infeksi kulit kepala, atau trikotilomania. Alopecia areata bisa disebabkan oleh kelainan autoimun, yaitu kondisi ketika imunitas tubuh menyerang sel dan jaringan tubuh yang sehat. Jika sel imun menyerang folikel rambut, pertumbuhan rambut akan terganggu sehingga terjadi kerontokan dan kebotakan, bahkan kebotakan dini.
Sementara itu, infeksi kulit kepala bisa disebabkan oleh infeksi jamur di kepala atau tinea capitis. Jika infeksi masih ringan dan segera diobati, kebotakan rambut biasanya dapat diatasi. Namun, apabila sudah parah, infeksi jamur di kulit kepala bisa saja menyebabkan kebotakan rambut secara permanen.
4. Efek samping obat-obatan
Ada banyak jenis obat-obatan yang bisa menyebabkan efek samping berupa kerontokan dan kebotakan pada rambut. Beberapa contoh obat yang bisa menyebabkan rambut rontok adalah methotrexate atau kemoterapi untuk penyakit kanker, obat penghambat beta, obat antikejang dan antidepresan, serta heparin.
Umumnya, kerontokan dan kebotakan pada rambut bisa teratasi setelah obat-obatan tersebut berhenti dikonsumsi.
5. Pengaruh prosedur medis
Kebotakan juga bisa dipengaruhi oleh prosedur medis tertentu, seperti terapi radiasi di kepala. Prosedur ini mengganggu proses pertumbuhan rambut. Anda juga perlu mengetahui bahwa tidak hanya rambut di kepala, pertumbuhan rambut di bagian tubuh lainnya juga dapat terganggu akibat prosedur ini.
6. Pengaruh prosedur tata rambut
Prosedur tata rambut tertentu, misalnya penggunaan alat pelurus atau pengeriting rambut, bisa menyebabkan kebotakan bila dilakukan terlalu sering.
Selain itu, perawatan rambut dengan minyak rambut yang panas bisa memicu terjadinya kerusakan pada folikel rambut. Jika kerusakan terjadi pada folikel, rambut dapat mengalami kebotakan secara permanen.
7. Stres berat
Kondisi stres berat dan berkepanjangan juga bisa menyebabkan pria maupun wanita mengalami rambut rontok. Ketika mengalami stres, tubuh akan menghasilkan hormon stres atau kortisol dalam jumlah yang berlebihan dan hal ini bisa meningkatkan proses peradangan di dalam tubuh. Ketika peradangan terjadi pada folikel rambut, pertumbuhan rambut akan terhambat dan hal ini bisa memicu kebotakan.
Selain beberapa penyebab di atas, masih ada banyak hal yang bisa menjadi pemicu kebotakan pada pria, misalnya kekurangan asupan nutrisi tertentu, seperti protein, zat besi, zinc, folat, dan selenium.
Cara Mencegah Kepala Botak pada Pria
Kebotakan pada pria yang disebabkan oleh faktor genetik umumnya tak dapat dicegah. Namun, Anda masih bisa merawat kesehatan rambut dengan berbagai cara berikut agar kebotakan yang terjadi tidak semakin parah:
- Hindari menyisir menggunakan sisir yang bergigi rapat.
- Keramas dan bersihkan rambut secara lembut.
- Hindari penggunaan obat-obatan yang berisiko menyebabkan rambut rontok tanpa anjuran dari dokter.
- Lindungi rambut dan kulit kepala dari paparan sinar matahari atau sinar UV yang berlebihan.
- Hindari terlalu sering menggunakan produk berbahan kimia keras di kepala, seperti cat rambut atau minyak rambut.
- Kurangi penggunaan alat penata rambut, seperti hair dryer atau alat catok.
- Hentikan kebiasaan merokok, karena rokok juga bisa memicu terjadinya kebotakan pada pria
- Jalani pola hidup sehat dengan mencukupi istirahat, mengatur pola makan, dan mengelola stres dengan baik.
Penanganan kepala botak pada pria dapat dilakukan mulai dari cara sederhana hingga tindakan operasi. Jika folikel rambut di kepala Anda masih dalam kondisi baik, dokter biasanya akan menyarankan pemberian obat oles, misalnya pemberian minoxidil untuk mendukung pertumbuhan rambut dan memperlambat kebotakan di kepala.
Atau Anda bisa mencoba perawatan rambut Arche Hair Growth Booster terbaru dari PT Sometech Indonesia. Adapun cara kerja Arche adalah dengan merangsang pertumbuh sel yang terletak di dasar folikel rambut, sel tersebut memiliki peranan penting dalam pertumbuhan rambut dan pembentukan folikel rambut. Komponen penting dari folikel rambut, mengkoordinasikan pertumbuhan rambut dan perkembangan rambut sehingga rambut tumbuh lebih lebat. Adapun penggunaan Arche bisa dengan MTS (Micrneedle Therapy System). Perawatan dengan Arche ini tergolong cukup aman dibandingkan dengan melakukan tanam rambut yang melalui proses bedah. Dan juga perawatan ini minim efek samping ataupun rasa sakit. Hasil dari perawatan Arche pun bisa terlihat dari 2-3 sesi. Untuk informasi lebih lanjut hubungi sales tim Aesthetic dari PT Sometech Indonesia.