Penyakit hernia pada wanita biasanya terjadi di rongga perut atau paha, bukan di selangkangan seperti yang umumnya dialami pria. Berdasarkan lokasinya, hernia pada wanita dapat dibedakan menjadi beberapa jenis dengan gejala yang berbeda.
Hernia terjadi akibat melemahnya jaringan otot atau jaringan ikat yang bertugas untuk menopang organ tubuh. Hal ini membuat organ tubuh tidak tersangga dengan baik, sehingga dapat berpindah ke posisi yang tidak semestinya. Hernia biasanya akan tampak berupa tonjolan atau benjolan di tubuh.
Pada tahap awal, hernia sering kali tidak tampak dan tidak bergejala. Kondisi ini biasanya baru terasa atau disadari oleh penderitanya ketika sudah tampak berupa benjolan besar atau disertai keluhan tertentu.
Benjolan karena hernia bisa muncul dan hilang sendiri, tetapi bisa juga muncul kembali saat penderitanya batuk atau mengejan. Masing-masing jenis hernia pada wanita atau pria juga bisa terjadi di lokasi tubuh yang berbeda, sehingga bisa menimbulkan gejala yang berbeda pula.
Beragam Jenis Hernia pada Wanita
Berdasarkan lokasinya, hernia pada wanita dapat dibedakan menjadi empat jenis. Jenis-jenis hernia yang terjadi pada wanita ini pun memiliki gejala yang berbeda-beda. Berikut ini adalah empat jenis hernia yang dapat terjadi pada wanita:
1. Hernia femoralis
Kondisi ini terjadi ketika jaringan lemak atau usus masuk ke selangkangan atau paha bagian atas. Hernia femoralis biasanya akan tampak berupa benjolan di bagian tersebut. Wanita yang sudah lansia, memiliki berat badan berlebih (obesitas), atau memiliki riwayat batuk kronis lebih rentan terkena hernia jenis ini.
Hernia femoralis sering kali tidak menimbulkan gejala. Namun, sebagian penderitanya mungkin akan merasakan gejala berupa nyeri tiba-tiba pada selangkangan, nyeri perut, mual, dan muntah.
2. Hernia hiatus
Hernia hiatus merupakan jenis hernia yang terjadi ketika organ di rongga perut masuk ke rongga dada. Hal ini biasanya terjadi ketika terdapat celah di otot diafragma, yaitu otot yang memisahkan rongga perut dan dada.
Hernia hiatus lebih berisiko terjadi pada wanita yang menderita obesitas atau berusia di atas 50 tahun.
Sama seperti hernia femoralis, hernia hiatus juga umumnya tidak menimbulkan gejala, terutama ketika ukurannya masih kecil. Setelah tonjolan membesar, penderitanya akan merasakan beberapa gejala, seperti nyeri dada atau perut, naiknya asam lambung, dan sulit menelan.
Pada kasus yang parah, hernia hiatus pada wanita bisa menyebabkan muntah darah atau perdarahan di saluran cerna.
3. Hernia umbilikalis
Jenis Hernia umbilikalis terjadi ketika jaringan lemak atau usus berpindah ke rongga perut depan mendekati pusar.
Hernia pada wanita jenis ini akan tampak berupa tonjolan atau benjolan di sekitar pusar. Hernia umbilikalis lebih banyak terjadi pada ibu hamil, wanita yang obesitas, dan memiliki riwayat batuk kronis.
4. Hernia inguinalis tidak langsung
Hernia inguinalis merupakan jenis hernia yang paling banyak terjadi. Jenis hernia inguinalis yang paling umum terjadi adalah hernia inguinalis tidak langsung. Meski lebih banyak dialami oleh pria, hernia inguinalis tidak langsung juga bisa dialami oleh wanita.
Hernia tidak langsung terjadi di bagian perut dekat selangkangan karena adanya ketidaknormalan pada cincin inguinal internal. Cincin ini berbentuk menyerupai katup yang berfungsi untuk memisahkan bagian rongga perut dan selangkangan.
Jenis hernia pada wanita ini bisa menimbulkan tonjolan yang terasa sakit, terutama saat batuk, membungkuk, atau mengangkat benda berat.
Hernia inguinalis tidak langsung lebih sering terjadi pada wanita yang sedang hamil, sering mengangkat benda berat, menderita batuk atau bersin yang berkepanjangan, atau terbiasa merokok.
Pemeriksaan Hernia pada Wanita
Ketika muncul benjolan di pusar, paha, atau selangkangan, kondisi tersebut perlu diperiksakan ke dokter. Untuk memastikan apakah benjolan disebabkan oleh hernia atau bukan, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, seperti:
Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat kondisi bagian dalam tubuh. Ada beberapa jenis pemeriksaan radiologi yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis hernia pada wanita, seperti USG, foto Rontgen, atau CT scan.
Tes darah
Wanita yang mengalami hernia hiatus terkadang bisa mengalami gejala berat, seperti muntah darah, akibat adanya perdarahan dalam sistem pencernaan. Kondisi ini bisa menyebabkan penderitanya kekurangan darah atau anemia.
Oleh karena itu, dokter akan melakukan tes darah untuk memantau kondisi wanita yang mengalami hernia.
Endoskopi
Melalui endoskopi, dokter akan memeriksa bagian dalam kerongkongan, lambung dan usus dengan memasukkan alat seperti selang yang fleksibel dan dilengkapi dengan lampu serta kamera.
Pemeriksaan ini bisa dilakukan untuk memantau kondisi saluran cerna dan mendeteksi apakah terdapat hernia atau kelainan lain, seperti peradangan dan perdarahan pada saluran cerna.
Manometri esofagus
Pada pemeriksaan ini, sebuah alat khusus berupa selang atau kateter akan dimasukkan melalui hidung, lalu turun ke kerongkongan dan berakhir di lambung. Tes ini bertujuan untuk mengukur tekanan dan gerakan dalam kerongkongan.
Gastrografin atau barium X-ray
Gastrografin atau barium X-ray merupakan salah satu teknik foto Rontgen khusus yang dapat dilakukan untuk memantau kondisi saluran pencernaan.
Sebelum dilakukan foto Rontgen, pasien akan diminta untuk minum larutan barium dan cairan yang mengandung gastrografin. Meski cukup aman dilakukan, pemeriksaan ini terkadang bisa menimbulkan efek samping berupa reaksi alergi atau konstipasi.
Untuk mengurangi risiko terjadinya hernia pada wanita, ada beberapa cara yang bisa dilakukan, seperti menjaga berat badan tetap ideal, mencukupi asupan serat dan air putih, berolahraga secara rutin, serta menghindari mengangkat benda yang terlalu berat.
Penting untuk mendiagnosis sejak dini hernia pada wanita, agar penanganan dapat segera dilakukan sebelum terjadi komplikasi. Apabila terlambat ditangani, hernia bisa menimbulkan infeksi dan kematian pada jaringan tubuh.
Laparoskopi untuk Penanganan Hernia
Terkadang hernia pada wanita memerlukan pembedahan ketika obat yang di atas tidak lagi ampuh menangani gejala, atau ketika sudah menyebabkan komplikasi.
Pembedahan umumnya dapat dilakukan dengan 2 cara, yakni dengan pembedahan terbuka atau laparoskopi.
Pembedahan terbuka atau open surgery dilakukan dengan membuat sayatan di area yang bermasalah. Kemudian, jaringan yang menonjol akan diposisikan ke lokasi yang benar.
Prosedur laparoskopi dilakukan dengan membuat sayatan kecil pada area kulit, kemudian dokter akan memasukkan instrumen khusus untuk memperbaiki hernia.
Anda mungkin perlu menjalani opname, hingga kondisi membaik. Luka bekas operasi harus rajin dibersihkan, diobati, dan diganti perbannya.
Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadi infeksi bakteri. Selama proses pemulihan, Anda mungkin diminta untuk menjalani pemeriksaan rutin.
Itulah ulasan mengenai jenis dan penyebab hernia pada wanita. jika Anda mengalami gejala yang disebutkan, terutama munculnya benjolan di sekitar perut dan paha atas, segera periksa ke dokter.
Lapsingle Trocar Single Port adalah salah satu alat Laparoskopi dari PT Sometech Indonesia yang bisa menjadi penunjang dokter untuk melakukan tindakan Laparoskopi. Laparoskopi Single Port adalah satu port universal di dunia untuk semua jenis operasi laparoskopi single port termasuk operasi robotik. Alat ini bisa membantu dokter untuk melakukan tindakan laparoskopi apapun. Alat Lap Single Vision ini memiliki bahan yang transparansi tinggi, Port universal dengan berbagai instrumen yang dapat digunakan dari 5mm hingga 12mm, Katup pegas yang memudahkan sirkulasi gas, Fleksibilitas tinggi dan manuver mudah.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai produk Laparoskopi di PT Sometech Indonesia Anda bisa follow akun instagram @sti_medical atau hubungi kontak yang ada di website.