Endometriosis merupakan kondisi ketika endometrium atau lapisan jaringan dinding rahim justru tumbuh di luar rahim. Sebenarnya, ada beberapa pilihan cara untuk mengobatinya . Namun, tetapi pada kasus yang parah, penderita perlu melakukan operasi endometriosis.
Endometrium umumnya akan menebal saat menuju ovulasi dan akan luruh dalam bentuk darah ketika menstruasi. Nah, pada kondisi endometriosis, jaringan yang tumbuh di luar rahim juga akan luruh saat menstruasi.
Sayangnya, jaringan tidak bisa keluar melalui vagina tetapi justru mengendap di sekitar organ reproduksi. Pengendapan tersebut akan menyebabkan peradangan, kista, dan jaringan parut.
Salah satu pengobatan endometriosis adalah dengan operasi. Yuk, kenali prosedur medis ini lebih dalam, yuk!
Mengenal Operasi Endometriosis
Operasi endometriosis adalah operasi untuk mengatasi endometriosis. Lantas, apakah semua kasus kista endometriosis harus dioperasi? Pertimbangan apakah operasi akan dilakukan atau tidak, tergantung dengan seberapa parah gejala yang dialami.
Biasanya, operasi dijadikan pengobatan terakhir, jika perawatan dengan obat pereda nyeri dan terapi hormon tidak berhasil mengatasi gejalanya.
Laparoskopi merupakan salah satu jenis prosedur bedah yang paling umum dipilih untuk mengobatinya. Prosedur ini memungkinkan ahli bedah untuk mengakses bagian dalam perut dan panggul tanpa harus membuat sayatan yang besar di kulit.
Tujuan dilakukannya laparoskopi pada pasien endometriosis ada dua, yakni:
- Mengambil sampel jaringan untuk dilakukan biopsi
- Melakukan biopsi sekaligus mengangkat jaringan endometriosis sehingga gejala tidak lagi muncul
Berdasarkan sebuah studi yang berjudul Laparoscopic Management of Moderate: Severe Endometriosis, laparoskopi dipercaya dapat membantu meredakan gejala dalam jangka waktu panjang, meningkatkan peluang hamil, dan menurunkan risiko endometriosis kambuh.
Selain laparoskopi, terdapat jenis operasi lainnya seperti histerektomi (pengangkatan rahim) dan ooforektomi (pengangkatan ovarium).
Namun, kedua jenis operasi tersebut sangat jarang dilakukan. Dokter umumnya melakukan laparoskopi bahkan pada kasus berat sekalipun.
Siapa Saja yang Memerlukan Operasi Endometriosis?
Meski prosedur laparoskopi umum dilakukan untuk pasien endometriosis, tidak semua direkomendasikan melakukan perawatan ini.
Berikut adalah beberapa ketentuan pada orang yang cocok menjalani operasi laparoskopi untuk mengatasi endometriosis:
- Endometriosis berat dan jaringan yang tumbuh sudah mengganggu organ lainnya, seperti usus dan kandung kemih
- Gejala yang tak kunjung membaik bahkan setelah terapi hormon
- Gejala cukup berat dialami pasien. Pada kasus ini dokter dan pasien sepakat untuk langsung melakukan operasi
- Terdapat kista endometriosis di ovarium (endometrioma)
- Wanita endometriosis yang ingin hamil. Dokter biasanya akan mengangkat endometriosis agar peluang hamil dapat meningkat
Sebagian besar pasien dapat merasakan gejala semakin membaik setelah melakukan operasi.
Namun, beberapa pasien lainnya yang sudah melakukan operasi mungkin memerlukan pengobatan tambahan agar gejala dapat membaik.
Persiapan Sebelum Operasi Endometriosis
Rumah sakit biasanya akan memberikan daftar spesifik mengenai persiapan sebelum operasi. Berikut ada beberapa hal yang umum dilakukan sebelum operasi endometriosis:
- Buat janji dengan kerabat untuk menemani kamu selama operasi nanti
- Hindari makan atau minum pada malam sebelum operasi dilakukan
- Tanyakan pada dokter apakah perlu berhenti mengonsumsi obat-obatan tertentu, misalnya obat pengencer darah
- Berhenti merokok setidaknya tiga minggu sebelum operasi dilakukan
- Siapkan air minum yang banyak, termasuk air jahe dan camilan lain untuk berjaga-jaga jika kamu merasakan mual
- Konsumsi makanan yang ringan, seperti sup atau agar-agar
Efek samping dan risiko komplikasi dari laparoskopi
Sama seperti operasi pada umumnya, laparoskopi juga dapat menimbulkan beberapa efek samping seperti mual, muntah, kelebihan gas di perut, perdarahan vagina ringan, nyeri di tempat sayatan, dan suasana hati yang tidak stabil.
Anda dianjurkan untuk menghindari berbagai aktivitas berat setelah melakukan laparoskopi, misalnya latihan fisik intens, mengangkat beban berat, dan berhubungan seksual. Anda diperbolehkan untuk kembali berhubungan seksual setelah 2-4 minggu dari operasi, tapi konsultasikan terlebih dulu dengan dokter untuk memastikan kesiapan fisik Anda.
Komplikasi operasi laparoskopi jarang terjadi. Namun, tetap ada kemungkinan komplikasi seperti infeksi kandung kemih atau rahim, perdarahan, dan kerusakan usus atau kandung kemih. Oleh karena itu, penuhi asupan nutrisi dan cairan Anda sembari istirahat yang cukup untuk mempercepat proses pemulihan. Jangan lupa untuk rutin memeriksakan diri ke dokter untuk mengontrol hasil operasi.
Lap Single Vision untuk Laparoskopi
Laparoskopi Single Port adalah satu port universal di dunia untuk semua jenis operasi laparoskopi single port termasuk operasi robotik. Alat ini bisa membantu dokter untuk melakukan tindakan laparoskopi apapun. Alat Lap Single Vision ini memiliki bahan yang transparansi tinggi, Port universal dengan berbagai instrumen yang dapat digunakan dari 5mm hingga 12mm, Katup pegas yang memudahkan sirkulasi gas, Fleksibilitas tinggi dan manuver mudah.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai produk Laparoskopi di PT Sometech Indonesia, kunjungi booth STI di PIT PERPEDSI 2024. Acara ini diselenggarakan dari tanggal 11 – 12 Oktober 2024 di Hotel Borobudur, Jakarta. Atau Anda bisa follow akun instagram @sti_medical atau hubungi kontak yang ada di website.