Kanker hati adalah kondisi serius yang termasuk sering terjadi, terutama pada pria yang usianya di atas 40 tahun. Berdasarkan data Globocan tahun 2019, penyakit ini adalah jenis kanker dengan angka kejadian tertinggi nomor 2 pada laki-laki di Indonesia, setelah kanker paru.
Penyebabnya bisa karena sejumlah faktor, mulai dari virus sampai gaya hidup. Namun gejalanya seringkali baru muncul ketika telah memasuki stadium lanjut. Oleh karena itu, penting untuk memahami penyebab penyakit ini agar dapat mengambil tindakan pencegahan yang tepat. Berikut berbagai penyebab kanker hati yang harus kamu waspadai termasuk sejumlah mitos seputar penyebabnya berikut ini.
Apa itu kanker hati?
Dalam istilah medis, kanker hati disebut juga sebagai kanker liver (liver cancer) atau hepatoma. Kanker hati adalah tumor ganas yang berasal dari sel hati (hepatosit). Umumnya, kanker hati diklasifikasikan sebagai berikut:
- Kanker hati primer: berasal dari sel hati, terjadi ketika kanker hanya terjadi pada organ liver saja.
- Kanker hati sekunder: terjadi karena hasil penyebaran sel-sel kanker dari organ lain ke organ hati (metastasis).
Liver atau hati letaknya di area kanan atas perut, tepat di bawah tulang rusuk serta merupakan organ yang paling besar di perut. Sebagai organ internal terbesar, hati memiliki peran yang sangat penting.
Beberapa fungsi hati diantaranya memproduksi empedu, yang merupakan zat yang membantu tubuh mencerna lemak, vitamin, dan nutrisi lainnya.
Selain itu, hati juga membantu tubuh menghilangkan limbah, menyerap nutrisi, dan menyembuhkan luka.
Ketika kanker berkembang di hati, maka sel-sel di dalam hati dapat hancur dan mengganggu kemampuan hati untuk menjalankan fungsinya.
Penyebab kanker hati dan mitosnya
Kanker hati terjadi ketika sel-sel hati mengembangkan perubahan (mutasi) dalam DNA-nya. Mutasi DNA ini menyebabkan pertumbuhan sel menjadi tidak terkendali yang akhirnya membentuk tumor (kumpulan sel kanker).
Namun, apa yang menyebabkan terjadinya mutasi sel tersebut belum diketahui secara pasti.
Terkadang, kanker hati muncul karena infeksi Hepatitis B atau Hepatitis C kronik. Bisa juga karena kelainan metabolik seperti perlemakan hati, diabetes, obesitas atau konsumsi minuman beralkohol dalam jangka waktu lama.
Selain itu, ada beberapa mitos dan fakta seputar penyebab kanker hati, yuk cek jawabannya berikut ini:
1. Apakah diabetes memicu kanker hati?
Seseorang yang memiliki penyakit diabetes tipe 2, akan semakin tinggi kemungkinannya mengalami bentuk penyakit liver yang lebih parah atau yang dikenal sebagai steatohepatitis nonalkohol (NASH)
Kondisi kelebihan lemak yang disimpan dalam hati ini memicu peradangan dan kerusakan sel hingga kanker hati.
Sayangnya, banyak orang yang memiliki diabetes tapi tidak mengetahui adanya penyakit liver dalam tubuh. Apalagi penyakit liver, termasuk kanker stadium awal, memiliki sedikit gejala, sehingga sulit didiagnosis.
2. Benarkah makanan berlemak dan micin dapat menyebabkan kanker hati?
Makanan berlemak dan micin secara langsung tidak berhubungan dengan kanker hati. Namun, jika makanan berlemak dan micin yang dikonsumsi dalam jangka waktu panjang dan terus menerus, maka menyebabkan penyakit hati berlemak (fatty liver).
Fatty liver ini merupakan faktor munculnya kanker hati. Walaupun penyebabnya karena karbo berlebihan, tetapi makanan berlemak dan jajanan bermicin yang dikonsumsi secara berlebihan juga jadi faktor pemicu fatty liver.
3. Apakah kurang tidur dapat menyebabkan kanker hati?
Sebenarnya kurang tidur berkaitan dengan penyebab kanker hati. Namun, orang-orang yang kurang tidur akan melepaskan hormon stress yang banyak dibandingkan orang cukup tidur.
Hormon stress ini berupa glucocorticoid yang pada akhirnya juga sama-sama dapat menyebabkan fatty liver.
4. Semakin bertambah usia, semakin besar juga risiko terkena kanker hati?
Kanker hati memang sering kali ditemukan pada orang usia lanjut. Bahkan, sebagian besar kejadian kanker liver dialami oleh pasien laki-laki dengan usia di atas 40 tahun.
Tetapi sebenarnya, kasus kanker hati yang terjadi saat usia tua merupakan hasil dari kebiasaan dan gaya hidup yang dilakukan saat masih muda.
Artinya, kebiasaan di waktu muda menentukan apakah di masa tua kita akan mengalami berbagai penyakit, termasuk kanker hati.
Faktor risiko kanker hati
Nah, setelah memahami mitos dan faktanya, berikut adalah faktor-faktor yang bisa menjadi pemicu kanker hati:
- Faktor usia, kanker hati lebih sering terjadi pada orang tua.
- Penggunaan alkohol berat.
- Merokok meningkatkan risiko kanker hati.
- Infeksi hepatitis B atau C dalam jangka panjang. Hepatitis juga dapat menular melalui kontak langsung dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi, seperti dari darah dan sperma.
- Sirosis adalah bentuk kerusakan hati di mana jaringan sehat digantikan oleh jaringan parut.
- Diabetes tipe 2 meningkatkan risiko kanker hati, terutama jika memiliki faktor risiko lain.
- Obesitas.
- Penyakit hati tertentu yang diturunkan.
- Paparan aflatoksin atau racun yang dihasilkan oleh jamur yang tumbuh pada tanaman yang disimpan dengan buruk. Tanaman, seperti biji-bijian dan kacang-kacangan, dapat terkontaminasi aflatoksin, yang dapat berakhir pada makanan yang terbuat dari produk ini.
Gejala kanker hati
Kanker hati yang masih awal biasanya tidak memiliki gejala. Biasanya, seseorang menemukan dirinya menderita kanker hati stadium awal ketika melakukan medical check up dan USG secara kebetulan.
Ada beberapa ciri-ciri dan tanda kanker hati, diantaranya:
- Nyeri pada perut bagian atas
- Terdapat benjolan di perut kanan atas
- Kulit dan bagian putih mata berubah menjadi kuning (jaundice)
- Muntah darah
- Kehilangan selera makan sehingga membuat berat badan menurun.
- Sakit perut bagian atas
- Pembengkakan perut
- Mual dan muntah
- Rasa lelah dan lemah
- Feses berwarna putih dan berkapur
- Rasa tidak nyaman di perut, nyeri, dan nyeri tekan, terutama di perut bagian atas
- Mudah memar atau berdarah
- Demam
Apakah kanker hati bisa disembuhkan?
Jika terdeteksi lebih dini, tentu penyembuhan kanker hati akan semakin tinggi. Selain itu, dokter juga akan menyarankan beberapa jenis pengobatan yang disesuaikan dengan kondisi pasien dan tingkat keparahannya. Salah satunya adalah dengan terapi radio frequency ablation (RFA).
Terapi radiofrekuensi (RFA) adalah prosedur medis yang menggunakan gelombang radio untuk menghasilkan panas yang tinggi. Panas ini digunakan untuk menghancurkan sel-sel kanker. Dalam pengobatan kanker hati, sebuah jarum tipis yang mengandung elektroda dimasukkan ke dalam tumor melalui kulit. Kemudian, arus listrik berfrekuensi tinggi dialirkan melalui elektroda, menghasilkan panas yang cukup untuk membunuh sel-sel kanker.
Bagaimana Terapi Radiofrekuensi Bekerja?
Proses kerja RFA dapat diibaratkan seperti memasak telur. Ketika arus listrik dialirkan, jaringan di sekitar elektroda akan memanas dan menjadi seperti telur yang matang. Sel-sel kanker yang terkena panas tinggi akan mati, sementara jaringan sehat di sekitarnya relatif tidak terpengaruh.
Kapan Terapi Radiofrekuensi Digunakan?
Terapi RFA biasanya digunakan untuk mengobati tumor hati yang berukuran kecil hingga sedang dan tidak dapat diangkat melalui operasi. Selain itu, RFA juga dapat digunakan untuk:
- Mengurangi ukuran tumor: Sebelum dilakukan operasi pengangkatan tumor yang lebih besar.
- Membunuh sel-sel kanker yang tersisa: Setelah operasi pengangkatan tumor.
- Mengobati kanker hati yang telah menyebar ke organ lain.
Kelebihan Terapi Radiofrekuensi
- Minim invasif: Prosedur ini dilakukan dengan membuat sayatan yang sangat kecil, sehingga risiko perdarahan dan komplikasi lainnya lebih rendah dibandingkan dengan operasi terbuka.
- Efek samping yang lebih sedikit: Pasien biasanya hanya mengalami sedikit rasa sakit atau tidak sama sekali setelah prosedur.
- Waktu pemulihan yang cepat: Pasien biasanya dapat kembali beraktivitas normal dalam waktu yang singkat.
Produk Radio Frequency Ablation yang terbaik untuk terapi kanker dan tumor hati adalah The VIVA RF Generator dari StarMED . The VIVA RF Generator adalah perangkat medis yang digunakan dalam terapi radio frequency (RF). Perangkat ini dirancang untuk menghasilkan arus listrik frekuensi tinggi yang disalurkan melalui elektroda jarum ke jaringan target. Arus ini menyebabkan pemanasan jaringan, yang menyebabkan nekrosis dan kerusakan jaringan abnormal, seperti tumor.
Keunggulan VIVA RF Generator dibandingkan produk yang lain yaitu:
- Hingga 400 watt, 480 kHz
- Secara efektif menghasilkan 2 elektroda pada saat yang bersamaan
- Ideal untuk ablasi lesi yang besar dan banyak
- Interfacenya sederhana dengan nada peringatan yang dapat didengar
- Cocok untuk monopolar dan bipolar
Untuk informasi lebih lanjut Anda bisa mengikuti @sti_medical atau hubungi kontak yang ada di website kami.