Benjolan di leher dapat menjadi pertanda bahwa Anda mengalami gangguan kesehatan tertentu. Maka dari itu, kondisi ini harus segera diperiksakan ke dokter.
Sebelum menjelaskan lebih lanjut mengenai benjolan di leher, sebaiknya Anda mengenal terlebih dulu mengenai anatomi leher.
Leher adalah organ yang menghubungkan kepala dan tubuh dan terdiri atas banyak struktur vital, mulai dari kulit di permukaan tubuh hingga otot, saluran pernapasan, kerongkongan, dan pita suara.
Selain itu, di dalam leher juga terdapat kelenjar gondok atau tiroid, paratiroid, penghubung otak dan tulang belakang leher untuk mengirim sinyal saraf dari otak ke seluruh tubuh, aliran masuk dan keluar peredaran darah, serta getah bening dari kepala.
Maka dari itu, ketika muncul benjolan di leher, perlu diketahui apakah benjolan tersebut berasal dari jaringan terluar atau dalam leher.
Untuk mengetahuinya, yuk, simak artikel ini sampai habis!
Penyebab Benjolan di Leher
Benjolan di leher dapat berupa benjolan biasa, tonjolan, atau bengkak di sekitar leher. Berikut adalah beberapa penyebab umum munculnya benjolan di leher.
1. Kutil atau Papiloma
Jika ada benjolan di permukaan kulit, bisa jadi disebabkan oleh kutil atau papilloma. Kutil bisa muncul akibat infeksi. Ketika muncul kutil, benjolan bisa saja mengeluarkan nanah.
2. Kanker Kelenjar Getah Bening
Kanker kelenjar getah bening ditandai dengan munculnya benjolan. Benjolan ini bisa terdapat di berbagai bagian tubuh, tetapi yang paling sering adalah di bagian leher.
Jumlah benjolan pun beragam, bisa jadi hanya muncul satu, tetapi juga bisa lebih dari satu.
Hal yang harus Anda waspadai adalah biasanya benjolan yang disebabkan kanker kelenjar getah bening tidak menimbulkan rasa nyeri, kecuali jika benjolan semakin membesar.
Selain itu, kanker kelenjar getah bening juga bisa jadi timbul sebagai akibat dari penyebaran kanker dari bagian tubuh lainnya, misalnya kanker dari area wajah, hidung, dan mulut.
3. Kista
Ada dua kemungkinan jenis kista ketika terdapat benjolan di leher, yaitu kista sebasea (kelenjar minyak) dan kista yang berasal dari kelenjar keringat.
Kista sebaceous adalah benjolan kecil di dalam kulit yang mengandung protein keratin.
Biasanya, benjolan ini tidak berbahaya dan tidak menyakitkan, tetapi ukurannya dapat membesar.Jika Anda mengalami hal ini, tolong jangan menekan benjolannya. Pasalnya, tekanan tidak akan membuat kista menghilang, tetapi dapat membuat Anda terinfeksi. Jika sudah terinfeksi, benjolan yang tadinya tidak terasa sakit ini akan menjadi terasa sakit.
Sementara, kista dari kelenjar keringat terjadi karena kelenjar keringat tersumbat sehingga cairan keringat terperangkap, lalu membentuk kista.
4. Lipoma
Lipoma adalah tumor jinak yang berisi lemak. Lokasi benjolan ini berada di dalam lapisan lemak.
Meski begitu, benjolan ini dapat mengganggu penampilan dan menurunkan kepercayaan diri. Maka dari itu, Anda dapat menyingkirkan lipoma melalui prosedur operasi.
5. Gondok
Benjolan di leher juga bisa jadi pertanda bahwa Anda mengalami gondok. Dalam kondisi normal, kelenjar gondok berukuran kecil seperti biji kacang. Namun, ketika mengalami pembesaran, ukurannya bisa menutupi seluruh leher jika tidak ditangani secara cepat dan tepat.
Pembesaran gondok dapat menjadi pertanda adanya kista, perdarahan, peradangan autoimun, kelebihan hormon tiroid, dan tumor jinak atau ganas.
Menurut penelitian yang dimuat Annals of the New York Academy of Sciences, gondok bisa terjadi karena konsumsi yodium secara berlebihan. Beberapa contoh bahan makanan yang menjadi sumber yodium di antaranya adalah garam, rumput laut, telur, dan lain-lain.
6. Gondongan
Gondongan adalah penyakit yang disebarkan oleh virus paramyxovirus melalui droplet saat seseorang batuk atau bersin. Ketika terinfeksi virus ini, Anda akan mengalami rasa nyeri dan bengkak di sekitar kelenjar air liur.
Umumnya, penyakit ini tersebar di sekolah, markas militer, dan penitipan anak, yang menjadi tempat banyak orang berkumpul di satu lokasi.
Penyakit ini biasanya dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu sekitar satu minggu. Meski begitu, dalam beberapa kasus, penyakit ini juga dapat berkembang menjadi komplikasi pankreatitis, meningitis, dan peradangan testis.
7. Tuberkulosis
Apabila benjolan yang muncul berbentuk seperti bisul, berwarna merah, dan menimbulkan rasa nyeri, berarti Anda mengalami infeksi.
Salah satu jenis infeksi yang paling sering terjadi di masyarakat adalah tuberkulosis atau TBC. Penularan TBC bisa terjadi karena percikan air liur dari orang yang terinfeksi. Umumnya, fenomena ini terjadi pada sebuah daerah yang padat penduduk.
Mungkin banyak dari Anda yang mengira bahwa TBC selalu menyerang paru-paru. Namun, penyakit ini juga dapat menyerang kelenjar getah bening di leher.
Selain benjolan, penyakit ini juga bisa ditandai dengan munculnya abses atau kantong nanah yang bisa pecah.
Selain itu, infeksi berulang dalam waktu yang lama juga bisa menyebabkan adanya pembesaran kelenjar getah bening.
8. Kejang pada Otot Leher
Ketika Anda mengalami cedera atau kejang pada otot leher (torticollis), benjolan juga bisa muncul di leher. Umumnya, benjolan tersebut berada di bagian depan leher.
Selain itu, apabila mengalami otot kaku dan nyeri bergerak, artinya Anda mengalami “salah bantal”.
9. Kanker Kelenjar Air Liur
Kanker kelenjar air liur ditandai dengan pembengkakan kelenjar air liur yang berada di bawah rahang.
Namun, gejala yang sama juga akan dialami oleh orang yang mengalami infeksi pada kelenjar air liur. Maka dari itu, untuk memastikan apakah pembengkakan tersebut disebabkan oleh kanker atau bukan, Anda harus memeriksakan diri ke dokter.
10. Sialolithiasis
Gejala sialothiasis mirip dengan kanker kelenjar air liur. Penyakit ini ditandai dengan pembengkakan kelenjar air liur.
Perbedaannya, benjolan pada penyakit ini juga disertai benjolan mengeras dan bisa teraba.
11. Kanker Kelenjar Tiroid
Apabila muncul benjolan berjumlah satu atau lebih dari satu di leher, Anda harus waspada. Pasalnya, bisa jadi hal ini merupakan pembengkakan kelenjar tiroid yang disebabkan oleh kanker.
Namun, dalam banyak kasus, kanker kelenjar tiroid bertumbuh dengan sangat lambat. Walau sudah menderita selama bertahun-tahun, banyak orang sembuh dari penyakit ini melalui prosedur pembedahan.
Cara Menghilangkan Benjolan di Leher
Pengobatan benjolan di leher akan bervariasi dan tergantung pada penyebab yang mendasarinya.
Sebagai contoh, jika benjolan terjadi akibat infeksi bakteri, maka pengobatan akan melibatkan antibiotik.
Namun, apabila kanker adalah penyebabnya, pilihan pengobatannya dapat meliputi:
1. Pembedahan
Benjolan pada leher yang sudah besar dan cenderung berbahaya karena sudah menjadi tumor, perlu segera diangkat melalui pembedahan.
Selain untuk pengangkatan, operasi ini juga bertujuan untuk memulihkan fungsi menelan.
2. Terapi Radiasi
Terapi radiasi atau radioterapi adalah penanganan kanker dengan menggunakan radiasi dosis tinggi.
Umumnya, terapi ini menggunakan radiasi sinar-X. Namun, jenis radiasi sinar proton atau jenis energi lainnya juga mungkin dapat menjadi pilihan.
Terapi radiasi atau radioterapi adalah penanganan kanker dengan menggunakan radiasi dosis tinggi.
Umumnya, terapi ini menggunakan radiasi sinar-X. Namun, jenis radiasi sinar proton atau jenis energi lainnya juga mungkin dapat menjadi pilihan.
3. Kemoterapi
Kemoterapi adalah pengobatan kanker menggunakan obat-obatan yang dapat membunuh sel kanker.
Adapun obat tersebut dapat dokter berikan dalam bentuk pil atau langsung ke pembuluh darah melalui suntikan atau infus.
4. Terapi Radio Frequency untuk Tumor Tiroid
Radio frekuensi ablasi adalah prosedur medis yang menggunakan energi panas untuk merusak sel-sel tumor. Dalam kasus tumor tiroid, prosedur ini sangat efektif karena bisa menghancurkan jaringan tumor tanpa perlu operasi besar.
Salah satu alat yang bisa digunakan untuk terapi radio frequency adalah Viva RFA Starmed. Alat Radio Frequency Ablation ini sudah dipercaya oleh banyak rumah sakit dan dokter yang ada di Indonesia karena minim resiko komplikasi, efektif, dan penyembuhannya yang cepat.
Mengapa radio frekuensi ablasi dipilih untuk tumor tiroid?
- Minim Invasif: Tidak memerlukan sayatan besar seperti operasi konvensional.
- Aman dan Nyaman: Hanya membutuhkan anestesi lokal dan masa pemulihan yang lebih cepat.
- Komplikasi Rendah: Risiko komplikasi jauh lebih kecil dibandingkan operasi.
- Biaya Efektif: Biaya prosedur ini umumnya lebih rendah dibandingkan operasi.
Keuntungan lain:
- Presisi Tinggi: Energi panas hanya terfokus pada jaringan tumor, sehingga jaringan sehat di sekitarnya tidak terpengaruh.
- Fleksibel: Prosedur ini bisa dilakukan untuk berbagai ukuran tumor.
- Prosedur Singkat: Waktu yang dibutuhkan untuk prosedur ini relatif singkat.
Untuk informasi mengenai The VIVA Multi RF Generator Anda bisa hubungi kontak
@sti_medical atau hubungi kontak yang ada di website kami.