Dewasa ini, pengguna vape kian banyak merambak di masyarakat. Terutama untuk kaum muda yang aktif dan produktif. Banyak yang beranggapan bau vape yang tidak sepekat rokok biasa membuat mereka suka mengkonsumsinya. Padahal, bahaya konsumsi vape, sama bahkan di beberapa hal lebih buruk dari rokok biasa. Apa sih bahaya vape untuk kesehatan tubuh? Simak ulasannya berikut?
Pengertian Vape
Vape adalah rokok elektrik yang dapat menghasilkan asap seperti rokok pada umumnya. Bahaya vape bagi kesehatan sering kali disepelekan karena vape dianggap lebih aman daripada rokok. Padahal, meskipun tidak mengandung tembakau, vape tetap memiliki beragam zat kimia yang dapat membahayakan tubuh.
Hal ini pun dijelaskan oleh WHO (World Health Organization). Bahaya vape menurut WHO berasal dari kandungan nikotin dan zat beracun lainnya yang bisa berdampak bagi pengguna maupun non-pengguna vape. Beberapa dampak tersebut termasuk perkembangan otak pada anak dan remaja, meningkatkan risiko penyakit jantung, dan gangguan paru-paru.
Zat Kimia Berbahaya dalam Vape
Penggunaan vape atau rokok elektrik memerlukan cairan yang dipanaskan. Cairan tersebut menawarkan rasa bervariasi yang merupakan daya tarik dari vape. Akan tetapi, cairan tersebut juga mengandung beberapa zat kimia yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan tubuh, yaitu:
1. Nikotin
Sama halnya dengan rokok, vape juga mengandung zat nikotin yang dapat menyebabkan penggunanya kecanduan. Apabila kebiasaan ini dihentikan, maka penggunanya bisa mengalami rasa gelisah, uring-uringan, hingga depresi. Di samping itu, konsumsi nikotin dalam waktu yang lama juga dapat memicu kerusakan paru-paru secara permanen serta meningkatkan risiko kanker paru-paru.
2. Propilen Glikol
Sebenarnya, propilen glikol bukan termasuk zat berbahaya. Bahkan, zat ini sering ditemukan dalam beberapa jenis makanan, seperti popcorn, salad, es krim, dan sebagainya. Namun, uap yang dihasilkan oleh zat tersebut dapat menyebabkan iritasi pada mata dan saluran pernapasan, sehingga kurang baik jika dikonsumsi oleh penderita asma.
3. Perisa
Vape memiliki daya tarik tersendiri dibandingkan rokok, yaitu rasa manis saat menghisapnya. Selain itu, uap yang dihembuskan oleh vape berbau harum, berbeda dengan asap rokok yang cenderung berbau tidak sedap. Namun, di balik daya tarik tersebut, terkandung lebih 75% zat perisa diasetil yang berpotensi menyebabkan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
Bahaya Vape bagi Kesehatan
Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya, kandungan beberapa zat berbahaya dalam vape dapat memicu timbulnya gangguan kesehatan pada tubuh. Berikut adalah beberapa efek vape bagi kesehatan yang perlu diwaspadai.
1. Menyebabkan Kecanduan dan Keracunan Nikotin
Kandungan nikotin dalam vape dapat membuat penggunanya menjadi kecanduan. Hal ini dikarenakan nikotin dapat merangsang produksi hormon dopamin yang mengakibatkan efek ketergantungan. Kecanduan akan nikotin cukup sulit dihilangkan. Tubuh biasanya akan menunjukkan reaksi tertentu ketika seseorang mencoba untuk berhenti dari kebiasaan tersebut, seperti rasa gelisah, pusing, dan mual.
Selain kecanduan, penggunaan nikotin dalam jumlah besar juga dapat meningkatkan risiko keracunan. Dalam kasus yang parah, keracunan nikotin membuat penderitanya mengalami kejang, depresi pernapasan, hingga kematian.
2. Menyebabkan Penyakit Jantung
Zat nikotin di dalam vape diketahui dapat mengakibatkan gangguan pada pembuluh darah arteri. Ketika nikotin diserap dan memasuki aliran darah, kelenjar adrenal akan terangsang dan melepaskan hormon epinefrin yang menyebabkan denyut jantung dan tekanan darah meningkat. Kondisi ini dapat memengaruhi fungsi kerja jantung dan dalam jangka panjang akan meningkatkan risiko penyakit jantung.
3. Menyebabkan Penyakit Paru
Kerusakan pada organ paru-paru juga menjadi salah satu bahaya vape bagi kesehatan yang perlu diwaspadai. Menurut American Lungs Association, kandungan acrolein di dalam vape umumnya digunakan untuk membunuh gulma dan dapat menyebabkan asma, cedera paru-paru akut serta PPOK.
Selain itu, vitamin E asetat yang terdapat dalam vape juga diyakini sebagai pemicu kerusakan paru-paru atau disebut juga dengan EVALI (e-cigarette or vaping product use-associated lung injury). Kondisi ini ditandai dengan nyeri dada, sesak napas, dan dapat berujung pada gagal napas.
4. Mempengaruhi Perkembangan Otak
Bahaya vape bagi kesehatan berikutnya adalah dapat mempengaruhi perkembangan otak permanen bagi remaja dan dewasa muda, terutama yang berusia di bawah 25 tahun. Hal ini terjadi karena vape memiliki kandungan nikotin yang dapat memperlambat perkembangan otak dengan mempengaruhi konsentrasi, memori, suasana hati, dan pengendalian diri.
5. Gangguan pada Bayi
Salah satu bahaya vape untuk wanita, khususnya ibu hamil, adalah dapat mengganggu perkembangan janin hingga berisiko mengalami cacat lahir. Hal ini dapat terjadi pada wanita atau ibu hamil yang merupakan pengguna vape aktif maupun pasif (terpapar asap vape).
Di samping itu, ASI yang terpapar nikotin juga dapat menyebabkan kolik pada si kecil (menangis tanpa penyebab jelas). Maka dari itu, ibu disarankan untuk menyusui bayi di ruangan yang terbebas dari asap vape atau asap rokok.
6. Meningkatkan Risiko Kanker
Bahaya rokok vape bagi kesehatan rupanya juga berkaitan dengan meningkatnya risiko seseorang mengalami kanker. Risiko ini disebabkan oleh beberapa zat dalam asap maupun cairan vape, termasuk nikotin.
Terapi RFA untuk Kanker Paru
Radiofrequency Ablation (RFA) adalah prosedur medis yang menggunakan gelombang radio untuk menghasilkan panas tinggi yang cukup untuk membunuh sel-sel kanker. Dalam konteks kanker paru, RFA digunakan untuk menghancurkan tumor-tumor kecil yang sulit dijangkau dengan metode bedah konvensional.
Bagaimana Cara Kerja RFA?
- Pencitraan: Sebelum prosedur, pasien akan menjalani pemeriksaan pencitraan seperti CT scan atau MRI untuk menentukan lokasi tumor secara tepat.
- Insersi Jarum: Dokter bedah akan memasukkan jarum khusus yang dilengkapi elektroda ke dalam tumor melalui kulit, dipandu oleh citra pencitraan.
- Pemanasan: Arus listrik berfrekuensi tinggi dialirkan melalui elektroda, menghasilkan panas yang sangat tinggi. Panas ini akan menghancurkan sel-sel kanker di sekitar ujung jarum.
- Pengulangan: Prosedur ini dapat diulang beberapa kali atau pada area yang berbeda tergantung pada ukuran dan lokasi tumor.
Salah satu alat Radio Frequency Ablasi yang menjadi andalan dokter dan rumah sakit adalah StarMed Viva RF. Adapun keunggulan produk ini adalah
- Minimal invasif: alat ini mendukung prosedur ini dilakukan dengan sayatan yang sangat kecil, sehingga risiko perdarahan dan komplikasi lainnya lebih rendah dibandingkan dengan pembedahan terbuka.
- Waktu pemulihan yang cepat: Pasien biasanya dapat pulang ke rumah dalam waktu singkat setelah prosedur dan kembali beraktivitas normal dalam beberapa hari.
- Efek samping yang lebih sedikit: RFA umumnya memiliki efek samping yang lebih ringan dibandingkan dengan kemoterapi atau radioterapi, seperti nyeri ringan di sekitar lokasi tusukan.
- Presisi tinggi: Dengan bantuan pencitraan, dokter dapat menargetkan tumor dengan sangat akurat, sehingga mengurangi risiko kerusakan pada jaringan sehat di sekitarnya.
Untuk informasi lebih detail mengenai produk medial kami lainnya, dokter bisa follow di @sti_medical atau hubungi kami di kontak website.