Health for All
World Health Day (WHD), diperingati setiap tanggal 7 April bertepatan dengan hari dengan tanggal dibentuknya World Health Organization (WHO), 75 tahun yang lalu. Tahun ini, WHD mengusung tema “Health for All” dan 75 tahun meningkatkan kesehatan publik. Kesempatan kali ini juga merupakan kesempatan untuk memotivasi tindakan guna mengatasi tantangan kesehatan hari ini dan besok.
Pada tahun 1948, negara di seluruh dunia bersatu dan sepakat membentuk WHO sebagai sebuah organisasi kesehatan yang akan mempromosikan kesehatan, menjaga keamanan dunia serta memberikan perhatian khusus di bidang kesehatan untuk setiap orang, dimanapun dapat memperoleh kesehatan dan kesejahteraan tertinggi.
“Health for All” berarti setiap manusia baik wanita maupun pria. Bagi kamu wanita, salah satu penyakit yang masih menjadi momok menakutkan yaitu kanker. Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kanker adalah penyebab kematian kedua secara global, pada tahun 2021, World Health Organization (WHO) memperkirakan 19,2 juta orang di dunia terdiagnosis kanker dan 10 juta orang meninggal karena kanker. Di negara dengan sistem kesehatannya kuat, tingkat keberlangsungan hidup pasien kanker meningkat berkat deteksi dini, pengobatan berkualitas serta perawatan penyintas.
Kanker yang banyak menyerang perempuan diantaranya adalah kanker payudara, kolorektal (usus besar), paru-paru serta serviks dan kanker serviks. Kanker serviks merupakan kanker paling umum keempat pada wanita dengan perkiraan kasus sebanyak 604.000. Dimana sekitar 90% diantaranya terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Tentu saja mendeteksi kanker bukanlah hal yang mudah karena tidak semua kanker menunjukkan gejala dan baru muncul ketika stadium lanjut. Deteksi dini bertujuan untuk mengidentifikasi individu dengan kelainan yang menunjukkan kanker atau pra-kanker tertentu dan memegang peranan sangat penting, hal ini kanker lebih cenderung merespon pengobatan yang efektif ketika berhasil dokter identifikasi lebih awal. Salah satu metode untuk mendeteksi kanker serviks yaitu dengan Kolposkopi.
Metode untuk mendeteksi dini kanker serviks
Kolposkopi merupakan metode pemeriksaan servik dengan menggunakan alat kolposkop dengan pencahayaan dan pembesaran yang cukup. Objek pemeriksaan kolposkopi yang utama adalah serviks, tetapi dapat meluas sampai vulva dan vagina. Kolposkopi pertama kali berkembang oleh Jerman oleh Hinselman. Tujuan utama pemeriksaan kolposkopi adalah untuk mendeteksi kanker serviks secara dini. Pemeriksaan ini berguna karena perubahan pada permukaan epitel dan pola pembuluh darah serviks akan terlihat dengan lebih jelas melalui kolposkopi. Selain mendeteksi kanker serviks, pemeriksaan ini juga dapat berguna untuk menemukan lesi pra kanker serta beberapa lesi inflamasi yang merupakan hasil infeksi menular seksual pada organ reproduksi bagian bawah wanita.
Pada awalnya, kolposkopi berguna untuk mendeteksi kanker servik asimtomatis dan kanker servik invasive awal untuk mencegah perkembangan kanker servik secara invasif.
Pemeriksaan kolposkopi berawal dengan memberikan penjelasan kepada pasien. Pasien harus mendapatkan informasi yang cukup mengenai prosedur pemeriksaan, tujuan pemeriksaan, kemungkinan hasil pemeriksaan.
Alat yang pendeteksi kanker serviks
Berkembangnya teknologi untuk dapat mendeteksi kanker, salah satunya yaitu Ecleris Colposcopy C100F, mikroskop yang dilengkapi dengan sistem pembesaran dan kamera sehingga memungkinkan Dokter untuk melihat serviks dan dinding vagina dengan lebih baik. Ecleris Colposcopy C100F dapat mendeteksi adanya perubahan atau tanda penyakit yang tidak normal. Ecleris merupakan produsen kolposkop terkemuka dunia yang produknya telah banyak bermanfaat oleh dokter dan profesional kesehatan seluruh dunia.
Pencegahan Kanker
Pencegahan kematian akibat kanker dapat dengan memodifikasi atau menghindari faktor resiko utama. Beberapa cara untuk mencegah kanker yaitu menjalani hidup sehat, rutin berolahraga, hingga mendapatkan vaksinasi Human Papillomavirus (HPV). Salah satu tindakan sebagai bentuk pencegahan kanker payudara dan kanker serviks di Indonesia yaitu dengan menggalakkan deteksi dini pada perempuan berusia 30-50 tahun. Deteksi dini berhasil menurunkan angka kematian akibat kanker serviks. Pencegahan kanker serviks mulai pada tahap awal sehingga dapat meningkatkan tingkat kesembuhan.