Cedera gigi traumatis bisa terjadi karena olahraga kontak (misalnya rugby, MMA) atau kecelakaan (misalnya kecelakaan lalu lintas, menggigit sesuatu yang keras). Ketika mengalami hal tersebut, tidak jarang gigi mengalami cedera parah seperti patah gigi, atau bahkan lepas. Untuk mengetahui lebih detail mengenai penanganan trauma gigi, berikut penjelasannya.
Jenis Trauma Gigi
Trauma gigi terjadi ketika gigi, gusi, tulang alveolar, dan jaringan lunak di mulut mengalami kerusakan fisik. Istilah lain dari kondisi ini adalah dental trauma. Kondisi ini biasanya sangat menyakitkan dan memerlukan penanganan segera. Secara umum, trauma gigi dapat dibagi menjadi tiga jenis:
Fraktur
Patahnya gigi terbagi menjadi dua kategori, antara lain fraktur superfisial dan fraktur serius. Pada fraktur superfisial, yang terpengaruh hanya lapisan luar gigi seperti email atau mahkota. Sedangkan fraktur serius melibatkan bagian dalam gigi yaitu dentin dan pulpa.
- Fraktur korona (fraktur mahkota): Ini adalah patah pada mahkota gigi (bagian gigi yang terlihat di atas gusi). Fraktur korona dapat melibatkan enamel (lapisan terluar gigi) saja, atau dapat meluas ke dentin (lapisan di bawah email) dan pulpa (jaringan lunak di pusat gigi yang mengandung saraf dan pembuluh darah).
- Fraktur akar: Ini adalah patah pada akar gigi (bagian gigi yang berada di bawah gusi). Fraktur akar dapat terjadi pada satu atau lebih akar gigi.
Luksasi
- Luksasi ringan (concussion): Ini adalah cedera pada jaringan di sekitar gigi yang menyebabkan gigi menjadi sedikit goyang. Tidak ada perpindahan gigi.
- Luksasi ekstrusi: Ini adalah cedera di mana gigi didorong keluar dari soketnya, tetapi tidak sepenuhnya terlepas. Gigi mungkin terlihat lebih panjang dari biasanya.
- Lateral luksasi: Ini adalah cedera di mana gigi digerakkan ke samping, tetapi tidak keluar dari soketnya.
- Intrusi: Ini adalah cedera di mana gigi didorong ke dalam soketnya.
Avulsi
Avulsi gigi adalah kondisi dimana gigi permanen copot seluruhnya dari soketnya akibat trauma atau benturan keras. Gigi yang avulsi tidak bisa kembali ke tempatnya secara alami dan membutuhkan penanganan medis segera.
Gejala Trauma Gigi
Jika kamu mengalami trauma gigi, tanda dan gejalanya bisa bermacam-macam. Kamu mungkin langsung menyadari adanya masalah jika gigimu patah, bergeser dari tempatnya, atau tanggal seluruhnya.
Selain itu, pendarahan pada jaringan lunak di sekitar mulut, seperti bibir, lidah, dan gusi, juga bisa menandakan kerusakan gigi. Di samping tanda-tanda tersebut, ada beberapa gejala lain yang dapat terjadi akibat trauma gigi. Misalnya:
- Mengalami rasa sakit yang tajam atau terus-menerus pada gigi. Dalam beberapa kasus, rasa sakit hanya dapat terjadi ketika ada tekanan pada gigi
- Pembengkakan pada area gigi
- Demam
- Sakit kepala
- Rasa tidak enak dari gigi yang terinfeksi
- Perubahan warna pada gigi
- Perubahan gigitan
- Gigi goyang
- Kesulitan dalam menggerakkan rahang atau membuka mulut
Cara Penanganan Trauma Gigi
Trauma gigi dapat diatasi dengan perawatan oleh dokter gigi. Pilihan perawatan tergantung pada jenis trauma yang diderita. Perawatan umum di dokter gigi untuk trauma gigi meliputi:
- Tambal gigi dan dental bonding: Prosedur ini digunakan untuk menyembunyikan retakan dan celah pada gigi serta memulihkan trauma gigi minor. Biasanya digunakan untuk kerusakan gigi ringan.
- Perawatan saluran akar: Perawatan saluran akar menggunakan Endo-Wiz bia gilakukan untuk mencegah retakan meluas hingga ke pulpa gigi. Selama prosedur ini, saraf, pembuluh darah, dan jaringan ikat diangkat dari dalam gigi. Kemudian mahkota dimasukkan untuk perlindungan.
- Restabilisasi atau replantasi: Jika gigimu goyang atau tidak sejajar, dokter gigi mungkin memilih untuk melakukan restabilisasi atau replantasi. Restabilisasi melibatkan pembuatan splint khusus untuk menstabilkan gigi yang terkena hingga ligamen di sekitarnya sembuh dan dipasang kembali.
- Pencabutan Gigi: Jika kerusakan tidak dapat diperbaiki, pencabutan gigi mungkin diperlukan.
- Gigi palsu: Kalau gigi perlu dicabut atau kehilangan gigi karena cedera, kamu perlu mempertimbangkan untuk memasang gigi palsu. Karena jika gigi yang hilang tidak diganti, fungsi bicara dan pengunyahan akan terganggu.
Jika kamu ingin melakukan penanganan sementara sebelum ke dokter gigi, kamu bisa menggunakan kompres dingin dan minum obat penghilang rasa sakit seperti paracetamol atau ibuprofen.
Akan tetapi mengunjungi dokter gigi dengan segera sangatlah penting untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.
Cara Pencegahan Trauma Gigi
Berikut adalah beberapa langkah perubahan gaya hidup yang dapat membantu mencegah dan mengurangi risiko kecelakaan yang dapat menyebabkan kerusakan gigi.
- Gunakan sabuk pengaman saat berkendara untuk melindungi diri jika terjadi kecelakaan. Pastikan anak-anak sudah ditempatkan pada posisi yang aman dan benar di kursi anak yang sesuai dengan usianya.
- Sebaiknya mengenakan pelindung mulut bagi atlet yang melakukan olahraga kontak seperti sepak bola, gulat, dan tinju. Pelindung mulut juga diperlukan pada olahraga non-kontak seperti skateboard, inline skating, dan bersepeda karena tingginya risiko kecelakaan.
- Waspadai potensi bahaya tersandung dan terpeleset di sekitar rumah. Risiko cedera gigi bisa meningkat apabila area di sekitar rumah licin.
- Selalu awasi aktivitas anak di rumah, termasuk menggunakan pengaman tangga, memasang pengaman di sekitar sudut tajam meja, dan menjauhkan kabel listrik dari jangkauan anak.
Selain tips di atas, menjadwalkan pemeriksaan gigi rutin dengan dokter gigi setiap enam bulan sekali juga penting untuk membantu mengidentifikasi dan mengatasi masalah kesehatan gigi yang dapat meningkatkan risiko kerusakan gigi di kemudian hari.
Dan bagi dokter yang ingin mengentahui lebih lanjut mengenai Endo-Wiz, Anda bias langsung bertanya kepada kami di @sti.dental atau hubungi kontak Whatsapp kami di +6282210968293.